Sanny Cicilia, dari Reuters pada 10 Mei 2013 melaporkan, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Kamis (9/5) waktu setempat telah menangkap tujuh orang yang menjadi anggota jaringan pencurian ATM dunia. Mereka menjarah uang sebesar US$ 40 juta hanya dalam hitungan jam.
Kelompok Hacker itu telah berhasil membobol total 45 Juta Dollar melalui ATM di 27 Negara. Modus bekerjanya adalah lewat pengambilan uang tunai di ATM dengan menyabot sistem komputer dan pencucian uang. Mereka telah mengganti senjata dan topeng dengan menggunakan komputer dan internet. Pencurian besar-besaran itu hanya berlangsung dalam waktu sesaat saja.
Pola bekerja mereka adalah membobol sistem komputer berbagai perusahaan multinasional dan kemudian berkeliling mencuri jutaan dollar dari ratusan mesin ATM hanya dalam hitungan jam. Aksi pertama dilakukan pada 22 Desember 2012 dengan mengambil 5 juta dollar dari 20 negara. Lalu pada 19 Februari 2013 mereka kembali menarik uang tunai 40 juta dollar dari 24 negara.
Jaksa penuntut umum AS Distrik Timur New York, Loretta Lynch, mengatakan aksi ini merupakan pencurian abad 21. “Memindahkan data lewat internet, organisast ini bekerja dari sistem komputer iternasional hingga ke jalanan,” kata dia. Teknik komplotan ini terbilang canggih, 6 Fase dalam kejahatan spektakuler ini :
Fase pertama, menggunakan Malware, para hacker masuk ke dua prosesor kartu kredit di India dan Amerika Serikat (AS), jaringan prosesor kartu dunia;
Fase kedua, para penjahat ini menyingkirkan protokol keamanan dan memburu sistem kartu debit prabayar, lalu mereka menjebol limit (batas maksimal pengambilan rekening dalam sekali transaksi) kartu debit Master-Card dua bank di Timur Tengah: Rakbank di Uni Emirat Arab dan Bank of Muscat di Oman. “Butuh waktu bulanan untuk masuk ke sistem ini,” kata Lynch. Memang perlu waktu berbulan-bulan untuk masuk ke dalam sistem itu, tetapi nyatanya mereka mampu.
Fase ketiga adalah mereka membuat kode akses baru. Data dimasukkan ke dalam kartu plastik yang menggunakan strip magnetik biasa seperti kartu kunci hotel atau kartu kredit yang telah habis masa berlakunya, sejauh bisa dipakai untuk dimasukkan data rekening dan kode akses yang benar.
Fase keempat, mereka membagi kartu palsu kepada Casher alias kaki tangan para anggota sel yang menjadi penarik dana di seluruh clunia. Cara ini memungkinkan Casher menarik dana dalam waktu cepat beraksi di seluruh dunia dengan membuat penarikan tunai berulang kali di mesin ATM. Di New York saja, dalarn 10 jam mereka melakukan 2 904 penarikan uang senilai total US$ 2,4 juta dari 140 mesin ATM yang berbeda. Berbagai Casher lain yang tersebar di seluruh dania juga memiliki kesibukan serupa.
Fase kelima, para Hacker (Peretas) lain bertugas menghalangi bank untuk memantau uang tunai yang keluar, sehingga penarikan terus berlangsung dengan lancar sampai pelanggaran itu ditemukan dan sistem dimatikan.
Fase keenam adalah mencuci uang dan membagi-bagi hasilnya diantara mereka.
Seperti dikutip Washington Post, Lynch mengatakan, tidak ada individu yang kehilangan uang. Para pencuri ini mengambil dana milik bank yang merupakan dana cadangan kartu. Indonesia menjadi salah satu tujuan Hacker ini mencan dana. Di Asia: Thailand, Malaysia dan Jepang menjadi destinasi komplotan ini. Selain itu, mereka juga menarik dana dari Inggris, Jerman, Rusia, Rumania, Belanda , Ukrai-na, Latvia, Mesir, hingga Spanyol.
Diperkirakan, kawanan yang tertangkap di New York ini hanya sebagian kecil dari organisasi yang diduga berisi komplotan ratusan orang, Para pemimpin kelompok lainnya diyakini masih berkeliaran diluar AS, termasuk di Indonesia yang menjadi salah satu tujuan mereka.
Bersambung…
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 27 Mei 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Sumber : http://www.cvvnumber.com/ http://www.memobee.com/akhirnya-terungkap-pembobolan-bank-dengan-modus-canggih-9050-eij.html http://www.tempo.co/read/news/2013/03/19/087467917/Data-Kartu-Kredit-Ini-Dicuri-untuk-Belanja-di-AS http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/087469205/Visa-Investigasi-Pencurian-Data-Kartu-Kredit