Feeds:
Pos
Komentar

Kembali ke Blog

Para Pembaca Blog yth,

Saya kembali setelah hampir 3 tahun meninggalkan Blog saya ini, tepatnya 7 November 2013 yll. Itu sejak tanggal saya berhenti menulis secara tetap di SKH Kedaulatan Rakyat.

Sejak itu saya memang lebih banyak aktif di Facebook : https://www.facebook.com/willy.sudjono yg lebih ringan dan Easy writing dibandingkan Blog atau Media Massa resmi.

Perubahan signifikan saya lakukan dalam Halaman FB saya, dimana saya ubah dari posting acak menjadi mulai ditata dalam beberapa thema besar :

  1. Road2Deadline : Tulisan analisa dan komentar pribadi atas segala sesuatu yang menjadi berita atau isu di masyarakat.
  2. Intermezzo : Berisi Guyonan yg sedang favorit diberbagai media, utamanya Medsos.
  3. Refleksi : Berisi berbagai cerita yang mampu menjadikan kita termenung untuk mengendapkan dan menjadi Otokritik diri, apakah saya lebih baik dari orang lain ?
  4. Kuliner/Kulinair: berisi berbagai makanan yang ada di masyarakat, baik yang sudah populer maupun belum populer …
  5. Video : Baik yang memberi inspirasi, Ilmiah, Unik atau sekedar berita.
  6. Photo/Wall : Dimana ada berbagai Foto yang menggelitik, Indah, tempat wisata atau pun sekedar nyeleneh saja…
  7. Lain-Lain : Aneka isi, juga info posting dari teman-2 FB

Dari pengalaman selama beberapa tahun mengurus FB pribadi ini ada berbagai pengalaman yang menjengkelkan :

Adanya mahluk2 yang tidak tahu etika ber FB -ria dgn menyebarkan Iklan begitu saja di Timeline FB seseorang secara berulang ulang.

Yang mengkhawatirkan adalah adanya seseorang yang bertingkah ekstreem dan berpotensi menyebarkan “Teror” dalam bentuk sampah visual. Oleh sebab itu sejak pertengahan Agustus tahun 2016 ini saya terapkan semua posting  di Timeline harus menunggu approval saya untuk bisa masuk.  Otomatis hal tersebut juga membatasi siapapun melakukan Tag semua foto di FB saya.

Bahkan, pengalaman Pak Risman Marah yang FB nya sempat dibajak seseorang ini juga membuat perlunya semakin waspada untuk segala sesuatu yang sifatnya pertanyaan keamanan. Itu membuat saya mencoba semakin ketat menjaga posting FB saya dari pihak luar.

Tidak ada jaminan keselamatan FB, BLOG dll. Media pasti aman dari ulah Hacker, tapi sekurangnya hanya lebih menjaga aset tsb.

Ok, saya akhiri sekian dulu untuk saya sambung diwaktu yad.

Salam Move On !

AWS

 

 

 

 

 

Zocko.com

Bloomberg Businessweek membuat laporan kecil tenang adanya sebuah “aliran” (platform) baru di dunia Internet, namanya Zocko, http://www.zocko.com/. Platform  ini kerap disebut sebagai Social Influencer. Zocko datang dari Barcelona dan menanamkan investasinya di Jakarta, ZOCKO hadir memfasilitasi para social influencer.

“Kami memulai pengembangan tahap pertama di Spanyol bersama dengan Creative HotHouse. Dan kami pindah ke sini empat bulan lalu. ZOCKO adalah platform online semi media sosial dan e-commerce. Kami memfasilitasi para social influencer untuk mengubah pengaruh mereka menjadi uang,” ujar Founder dan Chief Executive Officer ZOCKO Carlos Puig dalam peluncuran situs ini di kawasan SCBD, Jakarta, pada Selasa (1/10) 2013.

Zocko dibuat oleh dua orang dari Barcelona, Spanyol. Dua orang tersebut adalah Carlos dan Dani, seorang programmer. Pembuatan e-commerce tool ini didorong oleh semakin banyaknya jumlah social media influencers. Maklum, perkembangan gadget telah sedemikian pesat sehingga membuat masyarakat Indonesia dan dunia semakin sulit hidup tanpa berselancar didunia maya. Dampaknya, informasi apapun bisa dibagikan kepada sesama dalam waktu yang singkat.

Kedua orang itu menciptakan Zocko, sebuah online tool yang memberikan kesempatan bagi social media influencers mempromosikan produk-produk yang dijual e-commerce kepada teman-temannya melalui jaringan sosial, email, atau platform blog yang dipunyai. Intinya, seorang influencer yang tergabung dalam ZOCKO bisa share berbagai produk ke dalam media sosial yang diarunginya setiap saat, jika barang itu terbeli maka si influencer bisa menghasilkan uang.

Seperti apa sistemnya ? Mereka yang ingin bergabung dan melihat seperti apa ZOCKO, tinggal mendatangi ZOCKO.com. Tidak semua orang bisa menjadi bagian dari ZOCKO karena mereka yang benar-benar seorang yang punya pengaruh saja yang akan diterima oleh administrator.

Setelah itu tinggal pilih barang yang disukai, share link tersebut di media sosial seperti Facebook, Twitter, bahkan Path, dan setiap barang yang terjual karena share tersebut, sang influencer akan mendapat bagian. Berapa nominal yang terbagi akan tertera dalam akun si influencer. Bila disimpulkan secara sistematis, influencer tinggal log in, pilih produk, share di media sosial, dan mulailah pengumpulan uang bagi sang Influencer.

Berbagai barang dari berbagai brand tersebut tidak datang dan bekerjasama dengan ZOCKO secara langsung, melainkan link menuju situs e-commerce yang memang menyediakan barang dimaksud. Jadi ketika seseorang membeli barang hasil rekomendasi si influencer, seyogyanya ia membeli dari sebuah situs e-commerce yang telah bekerjasama dengan ZOCKO. Dari situlah sebuah transaksi dapat terlihat, baik jumlah dan nominalnya oleh sang promotor Influencer tersebut.

Alasan dipilihnya Jakarta sebagai negara pertama sebelum nantinya akan meluncurkan secara global menurut Puig karena ajakan investor Indonesia Gobel Group yang dikomandoi Rama Datau. Selain Gobel, masih ada 5 investor lain yang mendukung ZOCKO dengan total investasi sebesar 175 ribu euro. Puig melanjutkan, “Kami melihat lingkungan sosial media di Indonesia sangat berkembang. Setiap orang sepertinya membagi sesuatu di jejaring sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Path. Ini satu-satunya tempat di mana Path bekerja dengan baik”.

”Kami juga mendeteksi bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya banyak membagikan informasi di jejaring sosial, yang pada dasarnya itu adalah esensi kami : membuat orang-orang yang tergolong social media influencers mau melakukan share produk lewat jejaring sosial mereka dan menghasilkan uang dari cara itu”.

Anda seorang social influencer? Memiliki banyak teman di Facebook serta follower di Twitter? Silahkan mencoba Platform baru ini, siapa tahu anda jadi jutawan dalam waktu singkat karena bergabung dalam ZOCKO yang mirip dengan Multi Level Marketing ini. Selalu ada celah didalam dunia IT, hanya siapa yang mampu melihatnya yang akan memperoleh manfaatnya .….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  4 November 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Catatan: Huruf merah Tidak terdapat di SKH KR

Yang Yuanqing

Yang Yuanqing adalah Fenomena dunia industri IT di China, CEO Lenovo kelahiran 12 November 1964  yang berasal dari Hefei, Anhui ini masuk ke Legend, Cikal bakal Lenovo, sejak 1989 dengan bayaran hanya sebesar US $ 30,-  pada usia 25 tahun. Ia bergabung dengan Lenovo setelah lulus dari ShanghaiJiaoTongUniversitydanUniversity of Science and Technology of China, dimana dia menyelesaikan program Master dan bercita-cita menjadi Profesor.

Yang berkeliling ke seluruh daratan China menemui berbagai Distributor Legend dan dengan kemampuan Teknik yang dia miliki mampu mendongkrak penjualan Legend di seluruh RRC. Dalam usia 29 tahun, Yang memperoleh promosi dari Liu Chuanzhi, pendiri Legend, untuk menduduki pimpinan unit Personal Computer. Liu sendiri mendirikan Lenovo (dalam bahasa inggris disebut Legend, dalam bahasa Mandarin Lianxiang) pada tahun 1984 bersama 10 Teknisi di Beijing dengan modal hanya 200,000 Yuan (setara US $ 32.875,-). Yang menggantikan Liu sebagai CEO saat Liu pensiun di tahun 2001.

Liu menggambarkan Yang sebagai “Laki-laki yang selalu maju kedepan, berani mengambil resiko dan memiliki inovasi.”  Liu  juga mengatakan, “Saya mengamati Yang lama sebelum memberikan tawaran bisnis PC. Dia memiliki tujuan yang sangat jelas dan memiliki wawasan luas kearah masa depan. Kita mempercayainya.”

Yang lahir dari keluarga sederhana, dari kedua orang tua yang berpendidikan ahli bedah namun berpenghasilan seperti buruh biasa serta teraniaya selama Revolusi budaya.  Yang menghabiskan masa kecil di Hefei, Provinsi Anhui province. Orang tuanya Ayah Yang, Yang Furong, mendidik Yang dengan disiplin. Cerita Yang tentang ayahnya, “Jika ayah menentukan target, tidak peduli apa yang terjadi dia minta kita mencapainya.”

Walau kedua orang tuanya menghendaki Yang belajar Kedokteran, Yang memutuskan belajar ilmu komputer. Yang lulus kesarjanaan ilmu komputer dari Shanghai Jiaotong University tahun 1986 dan memperoleh gelar master dari University of Science and Technology of China tahun 1988.

Barangkali memadukan dua budaya adalah suatu kerepotan saat IBM diambil alih Lenovo tahun 2005, tetapi nyatanya Yang mampu memadukannya dan kini memimpin pasar PC dunia. IDC merilis data terbaru 9 Oktober 2013, bahwa Lenovo menguasai 17,3% pasar PC dunia dengan 14,4 juta unit, naik 2,2% dari periode sama tahun yll.  Gartner pun menempatkan Lenovo sebagai pemimpin pasar dengan 17,6% menjual 14,15 Juta unit PC (Tumbuh 2,8% YoY).

Yang mengatakan, bahwa Inovasi lah kunci kesuksesan Lenovo, karena elemen terpenting itu memutus anggapan orang bahwa perusahaan asal RRC hanya menjadi peniru belaka. Kunci sukses Lenovo pada R&D yang ada di RRC, Jepang dan Amerika Serikat.

Dari R&D lah Lenovo berkembang melalui konsep PC Plus, yang tidak hanya berorientasi pada PC saja, melainkan juga perangkat Mobile seperti Smartphone dan Tablet. Yang mengatakan, selain Inovasi, perlu Strategi dengan benar, eksekusi dengan  baik, efisiensi, serta Diversifikasi Tim. Yang mencontohkan bahwa dari 10 Eksekutif Puncak Lenovo berasal dari tujuh negara dengan tujuan memahami kebutuhan yang berbeda di setiap negara.

Ada satu hal yang menarik dari kebijakan Yang dalam membagikan bonus hak pribadinya pada September 2013 sebesar US $ 3,25 juta kepada 10.000 pekerja sebagai penghargaan atas kontribusi karyawan kepada kesuksesan perusahaan. Bonus ini diperoleh Yang karena pencapaian rekor penjualan Lenovo. Mengeluarkan uang pribadi (Lenovo bukan perusahaan pribadi) untuk dibagikan kepada karyawan sebagai penghargaan bukan hal lazim di RRC dan mungkin juga dunia, tetapi Yang telah melakukan sebagai Investasi di Kemurahan hatinya….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 28 Oktober 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Catatan: Huruf merah tidak ada di versi KR

Kematian Bisnis Kamera ?

Bisnis kamera digital diramalkan berbagai pengamat akan menuju ketitik nadir jika tidak menemukan format baru.  Dari berbagai laporan keuangan industri kamera, tahun 2013 industri kamera digital mengalami penurunan pendapatan paling besar dalam satu dasa warsa terakhir.  NIKON Corp. bahkan sudah memotong harga hampir semua produknya supaya menarik kembali minat membeli produk NIKON.

Langkah ini mestinya akan mulai mendorong berbagai produsen yang lebih kecil untuk ikut menurunkan harga kamera produksi mereka. Banyak pengamat mengatakan, bahwa sejak 2007 saat iPhone dikenalkan, lonceng kematian bisnis kamera saku akan segera tamat. Saham Nikon di tahun 2013 bahkan menjadi saham yang paling buruk di index bursa Nikkei 225, dengan penurunan harga mencapai 34%.

Walau sampai hari ini Indonesia tetap eksis, tapi nampak bahwa penjualan kamera saku terus menurun karena ponsel pintar semakin menggantikan peran kamera saku yang merupakan pangsa pasar terbesar dari bisnis kamera.  Pada kamera SLR, dimana dua produsen (NIKON & CANON) menguasai pangsa pasar dunia sebesar 80%, penurunan pertumbuhan juga terus terjadi.

Morgan Stanley Securities Co. memprediksi penjualan kamera digital di tahun 2013 ini akan mengalami penyusutan sebesar 30% dibandingkan tahun 2012.  Kalau membandingkan perkiraan terjual hanya 69 juta buah kamera digital di seluruh dunia dengan penjualan ponsel pintar yang lebih dari 1 milyar unit di tahun yang sama, alangkah memprihatinkan penurunan ini.  Penambahan fitur WiFi dan Bluetooth pada kamera baru juga tidak banyak menolong dalam memperlambat laju penurunan penjualan. 

Transisi pangsa pasar kamera saku ke ponsel pintar memang mirip saat transisi kamera analog yang menggunakan film digantikan kamera digital.  Kisah sedih hancurnya bisnis kamera bisa terlihat dari Konica Minolta Holdings Inc. yang menjual bisnis SLR-nya ke Sony pada tahun 2006 dan beralih ke bisnis perlengkapan kantor.  Pentax Corp. yang diakuisisi oleh Hoya Corp pada tahun 2007, bisnis kameranya hanya bertahan 4 tahun sebelum dijual lagi ke Ricoh Co.   Dan Eastman Kodak Co. yang adalah penemu fotografi lebih dari seabad yang lalu, bahkan sudah bangkrut.

Pola berpikir masyarakat telah berubah, pun dengan demikian pangsa pasar ikut berubah.  Meski orang tahu bahwa kamera pada ponsel pintar tidak akan menghasilkan gambar sebaik kamera digital SLR karena kecilnya ukuran sensor, walau pun pada beberapa model ponsel cerdas yang dilengkapi kemampuan mengganti lensanya.  Hanya tingal soal waktu ponsel pintar untuk memperbaiki segala hal kekurangan tersebut

Kris Pujianto Halim, Salah satu DPA Apkomindo DIY bahkan dalam tulisannya di milis anggota yang disadur pada tulisan  ini bahkan mengatakan, ”Jika semua ini segera terwujud bukan tidak mungkin bisnis kamera SLR juga akan semakin ditinggalkan karena kira-kira siapa yang berminat membeli kamera SLR yang hanya untuk satu fungsi saja padahal harganya ribuan dolar”.

Kris mengatakan, ”Nikon dan Canon harus segera melakukan diversifikasi, kalau tidak pendapatan mereka akan terus tertekan dengan kanibalisasi ponsel cerdas terhadap bisnis kamera kompak mereka, sementara keuntungan dari bisnis kamera SLR semakin menciut.  Keadaan yang tampaknya tidak akan membaik dalam waktu yang singkat”.

Pasar kamera yang berubah merupakan sinyal bahwa sekaranglah waktunya untuk mengambil resiko melakukan suatu hal yang drastis bila ingin mempertahankan struktur pendapatan perusahaan.  Perusahaan terkemuka pun harus keluar dari Zona kenyamanan kalau tidak mau segera tergusur oleh perubahan jaman. Perusahaan yang lambat untuk beradaptasi akan tinggal masa lalu, dan hanya kenangan belaka …… ***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 21 Oktober 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Catatan: Huruf merah tidak terdapat di versi KR

Marissa Mayer

Barangkali tidak banyak yang mengenal nama Marissa Mayer di Indonesia. Tetapi bagi para penghuni Lembah Silicon, dia sudah dikenal sebagai Teknisi wanita pertama di Google yang pada setahun terakhir berlabuh di Yahoo! sebagai CEO.

Marissa Mayer memang suka tantangan, terbukti ketika menerima jabatan sebagai CEO dari Yahoo!. Ini karena Yahoo! seakan mandeg selama satu dasa warsa terakhir.  Marissa Mayer yang kelahiran 30 Mei 1975 ini sadar bahwa dirinya menerima pekerjaan tersulit ketika menerima perusahaan dengan kondisi babak belur setelah estafet dari pendirinya, Jerry Yang dan David Filo ke Tim Koogle, Terry Semel, Carol Bartz dan Scott Thompson.

Strategi Marissa Mayer saat ini adalah, mengubah Yahoo! Menjadi perusahaan media era Mobile dan menyediakan berbagai konten yang bisa dibuka dengan tablet dan ponsel. Yaho! Menyediakan aplikasi email, chatting dan berita terbaru untuk pengguna sesuai domisili dan selalu up-date.

Walau masih diragukan apakah kepemimpinan Mayer menyebabkan saham Yahoo! Bisa naik 75%.  Keraguan sebagian pihak ini karena menduga naiknya nilai saham Yahoo! Karena kepemilikan Yahoo! di Alibaba, perusahaan e-commerce asal  RRC. Yang jelas, Mayer memangkas berbagai birokrasi di Yahoo! agar mempercepat semua akses karyawan.

Dibawah kepemimpinan Mayer, Yahoo! Menghasilkan aplikasi baru: Yahoo! Mail dan Yahoo! Weather yang langsung akan memberikan layanan dalam bahasa setempat dimana kita mengakses. Contoh untuk Yahoo! Weather  Yogya adalah : http://weather.yahoo.com/indonesia/special-region-of-yogyakarta/yogyakarta-1047065/

Tambahan berbagai aplikasi ini membuat para pengamat terkesan kepada Yahoo! Dan mereka memberikan penilaian kepada Mayer; Marissa Mayer telah melakukan dua hal di Yahoo; menjadikan tempat kerja yang menarik bagi talenta terbaik dan menghasilkan produk yang digunakan konsumen setiap hari.

Mayer mengatakan, Yahoo! kini memiliki 800 juta pengguna aktif di seluruh dunia, namun masih belum termasuk Tumblr (https://www.tumblr.com/) Blog jejaring sosial yang dibeli Yahoo! Pada awal tahun 2013 senilai US $ 1,1 Milliar. Dari 800 juta itu, tampak bahwa 350 juta pengguna mengakses Yahoo! Dari perangkat Mobile.

Mayer yang lulusan StanfordUniversity (1999) ini , juga membentuk tim Mobile dibawah pimpinan  Adam Cahan dan menghasilkan bukan hanya Yahoo! Mail dan Yahoo! Weather, melainkan juga Fantasy Football dan Flickr yang merupakan layanan berbagi foto. Mereka juga tampaknya sedang menggarap ulang Yahoo! Messenger dan Yahoo Group

Mayer membuktikan kepada para pengamat yang meragukannya saat masuk Yahoo! 15 bulan yang lalu, dia membuktikan bahwa pengalaman 10 tahun berada di manajemen Google membuat Mayer memiliki segudang ide dan cita-cita yang berguna di Yahoo!.

Yahoo! Bukan hanya ”Belum habis”, tetapi mampu bertumbuh kembali walau pun tak memiliki O/S seperti Apple dan Google. Yahoo juga tak memiliki produk perangkat keras seperti Samsung atau Apple. Yahoo juga tidak memiliki acara populer seperti HBO atau Showtime. Tetapi Yahoo! Tetap mampu tumbuh kembali dengan semangat dan kreatifitas dibidang perangkat lunak serta layanan. Yahoo! mencoba meraih kembali pendapatan yang di tahun 2008 mencapai US $ 7,2 Milliar dan kini turun hingga separuhnya. Mayer menggunakan seluruh talenta dirinya, membuktikan sebagai salah satu CEO wanita  termuda yang mampu membangkitkan perusahan ……..***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 16 September 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Produk Baru

Memasuki Kuartal tiga dalam setiap tahun, dimana dibelahan barat kebanyakan adalah musim panas, merupakan saat ideal berbagai produk baru diluncurkan. Dari Baju, Film Unggulan hingga Gadget baru diluncurkan baik dalam penjualan perdana atau sekedar perkenalan kepada konsumen.

Tahun 2013 ini Gadget yang muncul dengan gebrakan bukan hanya Samsung, Apple atau pun produk lain, melainkan hampir menyeluruh produk diunggulkan. Apple mengusung iPhone 5s dan 5c yang merupakan “Pembaharuan kosmetik” dari iPhone5, dan itu dibutuhkan berbagai produk berbasis teknologi guna mempertahankan citra produknya di masyarakat, dari sekedar pembaruan Case sampai pembaharuan Layar yang tidak lazim seperti Samsung Galaxy Round.

Setelah sebelumnya sempat dihebohkan dengan penemuan salah satu kontributor AnandTech tentang “akal-akalan” Samsung pada produk Samsung Galaxy Note 3 agar Benchmark produknya kelihatan lebih unggul dari lainnya, Samsung Electronics kembali “memotong di tikungan” dengan meluncurkan perdana produk Galaxy Round  yang memiliki layar lengkung tersebut sementara lawan se daerahnya, LG, baru saja mengenalkan bahwa akan menghasilkan Gadget produk terbarunya dengan layar lengkung.

Galaxy Round diluncurkan dengan satu fitur unik, Round Interaction, dimana pengguna dapat ”mengintip informasi” dari Missed Call, Indikator baterai dan waktu dengan memiringkan Galaxy Round. Pengguna juga dapat menekan layar disisi kiri atau kanan untuk menyusuri aneka file dan saat “Browsing”.

Galaxy Round memang tidak atau belum mampu memproduksi Ponsel Galaxy Round secara masal  karena  keterbatasan produksi layarnya. Dan, sebagai produk awal harganyapun masih aduhai, yaitu 1,9 Juta KRW atau sekitar Rp. 19.000.000,-. Sudah tentu sebagai produk IT yang baru dikenalkan seperti biasa berharga cukup mahal dan baru akan mengalami penyesuaian beberapa waktu kemudian. Tentu saja dengan harga demikian, tidak akan terjual secara luas produk tersebut. Tetapi layar lengkung dipercaya akan membawa tren tersendiri dimasa mendatang.

iPhone 5s dan 5c sendiri saat dikenalkan praktis tak banyak memberikan ”greget” kecuali saat penjualan perdana, dengan siapa yang menjadi pembeli pertama dll. Setelah itu Apple yang ditinggal Steve Jobs seolah hanya melakukan tugas rutin pembaharuan produk dengan “Kosmetik” baru.

Disaat penjualan PC yang semakin melambat, dan para produsen PC seolah kehilangan gairah memberikan pembaharuan produk, terbukti pada laporan IDC dan Gartner,  ACER yang  sebelumnya menjadi jawara penjualan PC, di kuartal tiga 2013 ini menjadi yang paling terpukul  dan tergusur oleh Lenovo. ACER pun mengalami penurunan hingga 34,5% penjualannya di seluruh dunia, namn itu bukan karena pesaingnya mampu merebut konsumennya, tetapi karena yang lain hanya mampu mempertahankan saja.

Praktis, berita tentang gairah produk IT memang datang dari dunia Gadget, sementara dunia PC menjadi semakin melambat karena konsumen cenderung memakai produk lama dan atau membeli produk Tablet saja. Tahun ajaran baru tak lagi memberikan gairah mengganti produk lama atau pun membeli produk  baru disaat kondisi perekonomian dunia melambat ini.

Samsung sedang menjadi “Superstar”, menggantkan Apple yang sebelumnya menggusur dominasi Blackberry yang kini putus asa mencari investor baru. Pasang surut dunia bisnis yang selalu terjadi kapan pun. Penjual eceran atau distributor yang harus pandai-pandai mengelola bisnisnya agar tidak kehilangan periuk nasi ….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 14 Oktober 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Benchmark

Benchmark adalah teknik pengetesan dengan menggunakan suatu nilai standar. Suatu program atau pekerjaan yang melakukan perbandingan kemampuan dari berbagai kerja dari beberapa peralatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pada produk yang baru. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan produk-produk perangkat lunak maupun perangkat keras dengan percobaan yang sama (Wikipedia).

Salah satu pelaku Benchmark yang terkemuka adalah AnandTech, sebuah majalan On Line tentang Perangkat keras Komputer yang dikenalkan pertama tahun 1997 oleh Anand Lal Shimpi yang bekerja sebagai Editor kepala sekaligus CEO saat baru berusia 14 tahun (Lahir 26 Juli 1982). Situs (Website) AnandTech telah menjadi sumber  resensi berbagai perangkat keras bagian dari sebuah Komputer dan perangkat mobile lainnya selama lima belas tahun terakhir.

Tahun ini, saat Samsung mengenalkan Galaxy Note 3, salah satu kontributor AnandTech menemukan sejak Juli 2013 yang lalu, bahwa Samsung telah melakukan satu trik mengakali proses pemeriksaan yang menggunakan beberapa parameter tersebut, dugaan ”kecurangan” yang sama terhadap produk sebelumnya dari Samsung.

Walau pun pihak Samsung sudah membantah, bahwa mereka melakukan ”kecurangan” saat dilakukan Benchmarking Test terhadap produk-produknya, yang terakhir adalah dengan Samsung Galaxy Note 3, tetap saja masyarakat menjadi ragu terhadap berbagai perangkat lunak sebagai parameter pembanding yang sudah beredar luas itu

Kontroversi yang terjadi seperti saat Samsung menggunakan sebuah trik khusus agar Galaxy S4 mencetak skor yang jauh lebih unggul ketika dites lewat berbagai aplikasi benchmark populer, Samsung rupanya tak jera untuk mengulangi trik tersebut dalam merilis Galaxy Note 3. Persoalannya, AnandTech mengungkapkan temuannya bahwa Samsung bukan satu-satunya perusahaan yang menggunakan trik tersebut karena mayoritas vendor besar Android juga melakukannya hal tersebut di berbagai produk unggulan mereka.

Samsung jelas membantah soal temuan ini, karena Galaxy Note 3 adalah pertaruhan Samsung di akhir tahun 2013 ini, maka Samsung menyangkalnya demi menjaga reputasi mereka pada para pelanggan setianya. “Galaxy Note 3 mampu memaksimalkan tingkat frekuensi CPU/GPU di dalamnya ketika menjalankan fitur-fitur yang memang mutlak membutuhkan dorongan performa ekstra,” kata perwakilan Samsung pada CNET. “Hal ini bukanlah sebuah usaha untuk memanipulasi hasil atau melebih-lebihkan sebuah skor benchmark lewat aplikasi tertentu. Kami terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggan kami.”

Dengan pernyataan tersebut, yang menggunakan pilihan kata sangat berhati-hati dan bisa diterjemahkan dengan berbagai arti. Terserah konsumen untuk lebih percaya pernyataan siapa, Samsung atau Anand Tech.

Terbukanya mata para pengamat dan pengguna berbagai perangkat lunak pembanding untuk menjadi resensi bebagai pihak ini menyadarkan semua pihak, bahwa berbagai perangkat lunak itu memiliki ”lubang hitam” yang merupakan kelemahan berbagai perangkat tersebut. Hanya soal waktu setiap perangkat lunak pembanding untuk bisa ”diakali” oleh siapapun.

Kenyataan ini memang perlu disayangkan dan perlu dipertanyakan, walau pun mungkin  itu terlalu dini untuk menghakimi Samsung atau pun perangkat lainnya. Maka, pertimbangan pembelian sebuah alat haruslah bukan lagi didasarkan semata atas performa dengan dasar sebuah resensi atau perangkat pebbanding, melainkan harus benar-benar sebagai sebuah kebutuhan, dan kenyataan di lapangan oleh pengguna membandingkan sendiri dalam suatu pekerjaan yang dilakukan, apalagi yang berulang dijalankan…… ***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 7 Oktober 2013, Halaman 13 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Catatan: Huruf Merah tidak terdapat di versi KR

Lee Kai Fu

Lee Kai Fu menjadi idola baru di RRC, dan dikenal sebagai “Tiruan Steve Jobs” dari RRC. Ilmuwan komputer berusia 51 tahun itu memiliki follower yang mampu menyaingi Justin Bieber. Memimpin Google di RRC hingga 2008, dia saat ini menjadi CEO dari Innovation Works, sebuah inkubator dan perusahaan pemodal Ventura. Pengetahuan Lee dibidang Teknik, Kecakapan bidang bisnis, pemahaman tentang Silicon Valley menjadi angan-angan semua pengusaha di RRC.  

Sejak 2006 hingga 2011, Pemerintah RRC selalu menambah anggaran untuk Riset sebesar 20%, sekurangnya pada 2012 RRC menghabiskan US$164 Milliar untuk penelitian dan pengembangan yang menghasilkan 217.105 paten baru. Lee masuk ketika pemerintah membutuhkan produk yang mampu mendobrak peluang.

Lee berpendapat, perusahaan Internet di RRC dapat dan mampu terus berkembang walau pun mengalami pengawasan ketat sensor dari pemerintah. Lee mengatakan, “RRC bisa berinovasi walau pun tidak seperti yang dialami Apple & Google. Para pengusaha China bisa  melakukan inovasi berulang, dengan membawa model atau ide yang sudah ada dan memodifikasinya untuk pasar China”

Lee kelahiran Taiwan 3 Desember 1961, pergi ke Amerika pada usia 11 Tahun, mengikuti jejak kakaknya di Oak Ridge National Laboratory di Tenessee dan belajar komputer pertama yang masih menggunakan Punch Card. Meraih gelar Ph.D. dibidang ilmu komputer, membuat perangkat lunak Voice Recognition pertama di Carnegie Mellon akhir 1980 dan bergabung dengan Microsoft, yang mengutus dirinya ke China tahun 1998 untuk membuka Pusat penelitian pertama di RRC.

Keluar masuk berbagai kampus di RRC, Lee mempunyai kesimpulan; “Sistem pendidikan di China membuat orang menjadi pekerja keras, fondasi yang kuat dan membuat mereka sangat jago dalam menghapal, tetapi tidak menjadikan mereka pemikir orisinal dan kreatif”.

Saat di Microsoft, Lee menciptakan program untuk menginput Pinyin, sistem penyalinan fonetik dan standard pengenalan suara. Diantara mantan pekerja Lab itu, ada CEO Kingsoft dan CTO Alibaba.

Ketika pindah ke Google pada 2005, Microsoft menuntut Lee dan Google karena melanggar Noncompete agreement (perjanjian bahwa Lee tidak bekerja dibidang yang sama dengan tempat lamanya bekerja)  yang berakhir perdamaian diluar pengadilan.

Selama dengan Google, Lee mengalami berbagai krisis dari awal Google masuk RRC yang menerima sensor dari Pemerintah agar bisa masuk ke RRC. Lee bersama Google hingga 2008, saat akhirnya dia mendirikan Innovation Works dengan menggalang dana US $ 115 Juta dari sejumlah investor, termasuk Foxconn, Ventura Wi Harper dan Steve Chen, Co-Founder YouTube.

Lee yang saat ini memiliki lebih dari 50 juta follower di Sina Weibo, Twitternya di China. Lee berusaha agar para Entrepreneur China berpikir kreatif, dan dengan sedikit demi sedikit menurut Lee akan semakin membuka berbagai peluang yang  nantinya akan mengubah pemikiran lebih banyak orang lagi.

Lee berpikir, dia bisa mencapai kompromi, membuka wawasan publik lewat teknologi tanpa mengancam stabilitas sistem di RRC; ”Saya percaya Teknologi bakal mematahkan Status Quo. Kita memberdayakan SDM dengan teknologi, jejaring sosial dan mesin pencari. Juga harus memberikan sarana kepada orang untuk menyempurnakan teknologi tersebut dan memutuskan apa yang akan mereka pelajari, ingin jadi apa serta apa yang positif dan negatif bagi masyarakat” kata Lee…. ***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 30 September 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Perilaku Konsumen IT

Data dari Canalys (Perusahaan Analisa bisnis seperti IDC, Gfk) tentang analisa penjualan Tablet PC di Indonesia pada Juli 2013 membuat penegasan adanya perubahan perilaku konsumen IT saat ini. Walaupun tidak tumbuh signifikan, PC Desktop tetap tumbuh 3% di tahun 2011-2012, dan jika melihat angka pada paruh pertama tahun 2013 maka diperkirakan PC Desktop akan mengalami stagnan sampai akhir 2013.

Praktis penjualan PC Desktop memang berjalan tumbuh  menguntungkan bagi para penjualnya karena semakin sedikit yang masih bertahan di bisnis PC Desktop ini. Ini akibat “demam” penjualan tablet dan Notebook membuat banyak penjual PC Desktop bermigrasi ke bisnis Gadget atau pun Notebook.

Sementara untuk Notebook setelah tumbuh 15% pada 2010-2011, Notebook tertahan di 2011-2012 dengan hanya mempertahankan jumlah penjualannya di 2011-2012. Tahun 2013 ini Notebook diperkirakan tetap tumbuh sekitar 3% dibandingkan 2012 yang lalu.

Bagaimana dengan tablet ?  Lompatan penjualan tablet dari 2010 yg hanya terjual 14.460 unit, pada 2011 langsung meraih 328.270 unit dan tahun 2012 mencapai 894.520 dalam setahun. Tahun 2013 ini, hanya dalam enam bulan sudah terjual 705.090 unit, sebuah prestasi luar biasa dalam kondisi perekonomian saat ini,

Dalam Laporan GFk pada awal Juli 2013,  tampak bahwa Mobile PC di Indonesia tumbuh 24% selama enam bulan pertama, dengan kontribusi utama dari penjualan Notebook tingkat pemula yang sangat perlahan dalam fungsi menggantikan Netbook.

Siapa jawara di paruh pertama tahun 2013 ini ? Menurut Canalys, Apple tampaknya masih enggan digusur lawan-lawannya dengan menguasai 17.1%, walau pun itu artinya tetap turun -11.5% (sebelumnya  19.4%), Lenovo di posisi kedua dengan 12.9% (+7.3%), disusul HP        11.6% (-6.3%), Samsung 9.9% yang berarti tumbuh 106.2%, Dell 8.7% (-2.0%), Acer       7.6% (-22.7%), Asus 5.1% (-20.8%), Toshiba 3.2% (-23.0%), Sony     1.8% (7.2%), Fujitsu 1.2% (-14.3%)

Di Indonesia, menurut data Gfk selama Semester 1 tahun 2013, untuk Kamera Digital, Turunnya harga Kamera DSLR sebesar 7,1% tampaknya mampu menaikkan jumlah permintaan kamera DSLR sebesar 28,4%.  Untuk Desktop PC, mengalami penurunan  7,9%  bersama Printer yang berkurang 3,2% namun diisi oleh naiknya permintaan Multi fungsi sebesar 2,8%. Mobile PC masih bisa tetap tumbuh 21,7%. Sementara tablet tetap mempesona dengan tumbuh sebesar 110,7%. Semakin membuat bisnis tablet menggiurkan di angka, walau pun nilai keuntungan belum tentu seindah pertumbuhannya.

Untuk Telepon Selular,  telepon selular biasa mengalami penurunan 11,9%, berbalik dengan Telepon pintar yang tumbuh pangsa pasarnya menjadi 48,5%. Ini sejalan dengan pertumbuhan positif dari Mobile Computing.  Karena itu pula permintaan dari perangkat Wireless  tumbuh lebih dari 35%, sementara penggunaan perangkat yang masih menggunakan kabel turun sampai 19% dan ini semakin mencerminkan betapa konsumen sudah bergeser mencari perangkat yang semakin kecil, semakin ringan dan mudah dibawa-bawa dengan nyaman, 

Bagaimana dengan Yogya ? Dari angka penjualan yang terpantau lewat pengambilan kupon pada Pameran Yogyakomtek 2013 yang baru selesai (14-18 September 2013) tampak bahwa Notebook tetap mendominasi dengan Rp. 4.098.000.000, sementara PC Desktop & Printer meraih Rp. 847.000.000, Gadget mampu mendapat Rp.1.100.000.000,- dan Kamera serta asesoris terjual Rp. 452.000.000,-. Dari angka-2 itu, yang kenyataan mestinya lebih besar, tampak bahwa masyarakat Yogya sudah paham, bahwa Tablet tidak bisa digunakan untuk bekerja secara total, maka Mahasiswa lebih memilih membeli Notebook daripada Tablet yang lebih banyak untuk Hiburan dan penampilan.

Kalau analisa ini benar, maka ada fenomena bagi masyarakat yang tingkat penjualan Notebook belum maksimal masih akan tumbuh penjualan Notebook disana, sementara yang sudah mencapai tingkat tertentu akan beralih ke Tablet ……..***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 23 September 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Musim Akuisisi

Microsoft tampaknya tidak puas hanya mendapatkan NOKIA, setelah 3 September 2013 lalu Steve Ballmer, CEO Microsoft  yang akan mengundurkan diri setahun lagi,  mengumumkan bahwa NOKIA  untuk menjual unit bisnis peralatan komunikasi nya seharga US $7.2 Milliar (€ 5,44 Milliar) . Tapi dari Bloomberg tersiar kabar bahwa  Microsoft tetap ingin juga mengakuisisi BlackBerry. Secara khusus, Bloomberg mengatakan bahwa BlackBerry masih bisa menarik minat dari Microsoft.

Pergabungan apapun antara kedua perusahaan akan hampir pasti berarti kematian BlackBerry sebagai sebuah merek. Namun niat Microsoft ini nampaknya masih perlu bersaing dengan perusahaan asal negri Tirai Bambu, Lenovo, yang sebelumnya telah dikabarkan sedang bernegosiasi dengan BlackBerry.

Langkah Microsoft ini seolah mengekor langkah serupa dari Google Inc. yang telah mengakuisisi Morotola Mobility Holding Inc. pada 22 Mei 2012  yang lalu dengan biaya lebih mahal, USD 12,5 Milliar.

Langkah Microsoft ini walau terlambat dibandingkan Google tampaknya diperlukan untuk menyelamatkan Microsoft karena telah gagal mendulang sukses saat meluncurkan tablet surface sampai Microsoft harus menghapus bukukan US $ 900 juta. Respon yang kurang bagus terhadap Windows 8 juga turut membuat kemunduran Microsoft. 

Setelah resmi diakuisisi oleh Microsoft saham Nokia diberitakan melejit 34% (€3,97) di bursa saham, sementara para investor Microsoft justru mengalami sebaliknya. Saham Microsoft justru turun 4,6 persen menjadi US $ 31.88, alias kehilangan nilai pasar sekitar US $13 milliar.

“Bagi masyarakat Finlandia, NOKIA adalah Perusahaan kebanggaan orang Finlandia. Akuisisi ini membuat mereka terpukul karena NOKIA merupakan perusahaan kebanggaan Finlandia”, demikian diutarakan Chief Financial Officer NOKIA, Timo Ihamuotila saat wawancara dengan TV Bloomberg. 

NOKIA juga merupakan salah satu pembayar pajak terbesar di negara tersebut. Nokia pembeli lisensi software Microsoft Windows Phone terbesar dengan membayar Microsoft USD 10 untuk setiap unit Nokia Windows Phone yang terjual.

Pada akuisisi ini, untuk Microsoft yang mengambil kendali penuh Nokia, mungkin tidak cukup membuat kemajuan berarti di bisnis sektor ponsel. Menurut IDC, Windows Phone memiliki pangsa pasar smartphone hanya 3,7 persen di kuartal kedua 2013, dibandingkan dengan 79 % untuk Google Android.

Steve Ballmer dalam presentasi 30 halaman, mengungkapkan bahwa Microsoft belum memiliki pengalaman serta portofolio Handset kelas satu yang diperlukan untuk menjadi pemain utama di smartphone.  Nokia memiliki banyak paten yang dipercaya sangat berharga dan akan mempercepat inovasi Windows Phone di tangan Microsoft.  “Integrasi yang lebih dekat antara Nokia dan Microsoft akan meningkatkan pengalaman pengguna dan membantu membuat user base yang besar” demikian ungkap Ballmer.

Transaksi Microsoft-Nokia menjadi berita utama musim panas untuk para bankir telekomunikasi, teknologi dan media. Selain transaksi Vodafone-Verizon dengan campur tangan Goldman dan JPMorgan yang juga mengemuka, transaksi ini praktis memberikan pertanyaan besar bagi masyarakat pemerhati bisnis IT, “Apakah Microsoft berhasil dalam langkah bisnis yang meniru sukses Apple dengan produksi  iPhonenya ?  Apakah langkah Microsoft ini diikuti Lenovo atau perusahaan  IT lain dalam mengambil alih berbagai perusahaan di era Konvergensi yang semakin beragam ini ?”.

Padahal, pada 4 September, SAMSUNG kini telah merambah konvergensi yang lain, Smartwatch bernama “Galaxy Gear” yang mampu menerima pesan  singkat, fungsi foto dan menerima pangilan telepon. Waktu yang sama, Qualcomm juga meluncurkan Toq di San Diego dengan fungsi jam pintar yang mampu menerima telepon, pesan singkat dan memutar musik untuk bersaing dengan SONY yang menjadi pioner produsen Jam pintar tersebut. Konvergensi akan semakin “bergaya” diwaktu mendatang ala Dick Tracy ……..***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 9 September 2013, Halaman 15 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Note: Huruf merah tidak terdapat di versi KR

Terpukul Dua Kali

Kalau sebulan terakhir ini para pengusaha spesialis ekspor berbagai macam barang ke Mancanegara bersorak gembira karena pelemahan Rupiah melawan berbagai mata uang dunia, maka kelompok pengusaha seperti IT yang dominan produk impor ganti menjerit terpukul pelemahan mata uang Indonesia ini.

Para pengusaha IT (PC & Gadget) pada umumnya terpukul kurs konversi Rupiah  yang melemah terhadap semua mata uang dunia. Tetapi untuk pengusaha PC Notebook dan PC Desktop, mereka pada umumnya terpukul dua kali, selain konversi mata uang yang memberatkan para  pengusaha komputer tersebut adalah surutnya pangsa pasar Notebook (yang sering disalah kaprahkan dengan istilah Laptop) tergerus oleh penjualan Tablet yang saat ini sedang naik daun.

Secara keseluruhan memang pasar Tablet tidak bisa menggantikan Notebook (Mobile PC) tetapi untuk pangsa pasar pemula, Tablet telah menggantikan tujuan pembeli perangkat komputasi tahap pemula yang tadinya diisi oleh kelompok Netbook.

Sementara itu, pergeseran pangsa pasar dunia untuk PC telah berubah secara drastis. Pada akhir Kuartal kedua tahun 2013 ini, ACER secara fatal mengalami penurunan pertumbuhan 2012/2013 hingga 32,6% di seluruh dunia. Dalam jumlah unit, ACER hanya mampu mengapalkan pengiriman 6,226.000 dalam kuartal kedua 2013 dan memiliki pangsa pasar 8,2% saja untuk menduduki peringkat empat penjualan PC di kuartal kedua 2013 ini. Secara keseluruhan, semua Vendor penghasil PC mengalami penurunan, walau pun besaran penurunan itu sangat bervariasi satu dan lain.

Lenovo yang pada akhir kuartal kedua ini memimpin pasar, tetap mengalami penurunan pertumbuhan 1,4%, dengan jumlah unit terjual mencapai 12.619.000 sehingga mampu memperoleh 16,7% pangsa pasar dunia. HP menyusul diurutan kedua dengan 12.378.000 (16,4%), serta DELL 9.230.000 (12,2%). Untuk Posisi kelima, dipegang oleh ASUS yang berhasil mengapalkan 4.590.000 (6,1%) selama periode yang sama.

Secara total, pasar PC dunia memang masih mengalami tren penurunan Jika dibandingkan total angka penjualan kuartal kedua tahun 2012 sebesar 11,4%.  Kondisi yang mirip tetapi memiliki urutan yang berbeda terjadi di Indonesia. Acer memang terus mengalami kehilangan pangsa pasar pada kuartal pertama tahun 2013 tergerus oleh Asus dan Lenovo yang menggunakan strategi dengan menerapkan harga yang atraktif untuk memikat konsumen serta berbagai langkah pemasaran yang agresif.

IDC melaporkan pangsa pasar Acer di Indonesia masih mencapai 23% diikuti Asus dan Lenovo masing-masing mencapai 19% dan 9% untuk Lenovo bersama Toshiba.   HP dan Dell pada urutan berikut dengan pangsa pasar HP mencapai 6% dan Dell 3%. Untuk kompetitor lokal, diraih Axioo sebesar 5%.

IDC Asia Pasifik menyatakan pertumbuhan pasar komputer Indonesia pada kuartal pertama meningkat 4%. Namun dalam YoY, pasar komputer di Indonesia memang menurun 2%. Penyebab penurunan diakibatkan pelemahan nilai Rupiah dan  prospek ekonomi di Tanah Air yang belum jelas serta disebabkan  kehadiran komputer tablet yang semakin bervariasi.

Faktor pelemahan mata uang Rupiah memang selalu memiliki dua mata pisau bagi para pengusaha IT, satu sisi membuat keuntungan dan penjualan produk menjadi berkurang, tetapi disisi lain mampu mendorong para calon konsumen untuk mempercepat keputusan membeli sebuah perangkat IT agar tidak semakin tertinggal dengan pelemahan mata uang Rupiah. Menunggu pameran untuk membeli produk IT ? Saya rasa semakin beresiko saat ini dengan pelemahan kurs konversi Rupiah lawan US Dollar, bukannya murah, bisa jadi semakin mahal ……***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 2 September 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Blackberry RRC ?

Barangkali tahun depan kita akan bertemu produk Blackberry (BB) dari RRC, bukannya produk tiruan atau Aspal, tetapi karena saat ini dikabarkan dua calon investor baru BB adalah Huawei Technologies Co. dan Lenovo Group Ltd. Langkah ini nampaknya diambil RIM (Research in Motion) setelah semua langkahnya gagal berujung kesuksesan.

Januari 2013 RIM telah mengganti nama perusahaan menjadi Blackberry, juga setelah meluncurkan BB Z10 serta BB Q10 seri terbaru yang diharapkan mengulang sukses awal BB, ternyata jauh dari harapan dan gagal memenuhi kehendak pasar.

Penjualan 1 juta unit Z10 hingga Maret 2013 tidak menolong perusahaan asal Kanada tersebut, hingga kuartal kedua 2013 ini BB merugi sampai US$84 juta dan memangkas 5000 pegawainya. Terbaca dari data IDC, pangsa BB di USA saja terjuni bebas dari tahun 2009 Smartphone ini memiliki pangsa pasar 50% harus menerima kenyataan tinggal 3% saja saat ini.

Harga Z10 sendiri telah dibabat habis para penjualnya, lihat saja http://www.wirefly.com/ yang diawal tahun 2013 dipaket seharga US $ 199.99, kini menjual paket dengan Verizon hanya seharga US$19.99 saja sementara Samsung S4 masih ditawarkan paket di US $ 249.99.

Blackberry sendiri memiliki tiga opsi mengatasi kesulitan ini; Mencari Mitra, Patungan atau dijual total kepada Investor baru. Para ahli dan berbagai Paten serta jaringan bisnis yang dimiliki Blackberry menjadi daya tarik perusahaan tersebut.

Menurut The Wall Street Journal (WSJ), Lenovo tampaknya lebih berpeluang karena pengalaman mengakuisisi IBM di tahun 2005 yang lalu.  Analis memperkirakan, kondisi penurunan bisnis PC dan semakin ketatnya persaingan di bisnis Gadget merupakan salah satu pendorong terkuat Lenovo untuk mengakuisisi Black Berry.

Sementara masih menurut WSJ, Huawei belum pernah melakukan akuisisi besar selama 25 tahun berdiri. Mengintegrasikan BlackBerry dan para insinyurnya di Kanada diperkirakan akan sangat berisiko. Adanya klaim bahwa Huawei mengancam keamanan nasional dengan menjadi penyalur spionase kian memperkecil peluang terjadinya akuisisi.

Menurut Bloomberg, seperti dikutip oleh Vibiznews, dalam acara World Economic Forum, CFO Lenovo Wong Wai Ming menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk membuat vendor asal RRC itu agar lebih ‘berbicara’ di bisnis mobile. “Kami menimang-nimang segala peluang, termasuk pengakuisisian RIM dan lainnya,” kata Wai Ming.

Namun menurut para pengamat, langkah strategis ini masih belum memiliki  kepastian selain rumor yang beredar. Namun jika terjad, menarik jika pada akhirnya Lenovo dan RIM — yang memiliki Core bisnis yang berbeda sama sekali (PC dan Ponsel), bisa bersatu.

Bagaimana nasib akhir Black Berry ? Nampaknya butuh waktu untuk seluruh proses akuisisi atau pun jual belinya. Tetapi dari sisi pandangan para pemain bisnis IT, sekali lagi menunjukkan Manis dan kejamnya bisnis IT. Sebuah produk IT bagaikan Meteor, Cepat melesat, terang sesaat, dan kemudian tenggelam saat teknologi tak lagi memenuhi kehendak pasar. Kompetisi yang Liberal turut mengangkat dan memperkaya produsen, namun sekaligus menghancurkan sebuah produk populer dan produsennya sekaligus dalam waktu yang relatif singkat ….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 26 Agustus 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Situs Jual Beli

Tulisan ini sebenarnya bisa dikatakan berthema usang, tetapi mengingat baru-baru ini di perusahaan yang saya kelola (WISNO GRAHAKOM) menjadi sasaran pemalsuan nama dengan tujuan penipuan lewat tawaran Jual beli produk di situs jual beli, tulisan ini saya munculkan kembali mengingat banyaknya korban penipuan tersebut.

Beberapa tahun terakhir ini marak hadir berbagai situs jual beli di Internet, baik secara Online mau pun semi manual. Pemilik barang tinggal memasukkan barang yang akan dijual secara Online, menunggu calon konsumen membaca dan menghubungi serta melakukan transaksi jual beli. Barang akan dikirimkan setelah pemesanan dan sesudah atau sebelum transfer sesuai nilai dan kesepakatan.

Berbagai situs tersebut : FJB Kaskus, TokoBagus.com, Indonetwork.com, Berniaga.com, bukalapak.com dll. sangat membantu berbagai pihak untuk jual beli berbagai produk yang mereka miliki dan sudah tak hendak dimanfaatkan lagi.‎ Selain situs dengan variasi produk tersebut, ada juga situs yang bersifat komunitas khusus seperti Fotografer.net juga terdapat saling beli dan jual lewat forum yang tersedia.

Sementara itu, ada beberapa situs yang lebih menyerupai Mall Virtual berisi aneka produk dan ratusan penjual yang biasanya telah diverifikasi oleh pemilik Mall Virtual seperti : Tokopedia.com, tokoonline.com.  dll.

Ada juga yang dikenal karena penawaran berbagai produk secara luas karena banyaknya produk seperti : Blibli.com, bhinneka.com. dll.

Dua kelompok terakhir ini lebih mudah melakukan transaksi dan relatif lebih aman karena dikoordinasikan oleh pengelola dan pemilik situs. Pembayaran pun sudah mampu menggunakan Payment Gateway Kartu Kredit, sehingga tidak diperlukan komunikasi ulang jika sudah pasti akan membeli sebuah produk. Sebuah proses umum transaksi Online.

Persoalan yang terjadi adalah, banyaknya pembeli awal yang belum terbiasa melakukan transaksi Jual-Beli cenderung terjerumus tawaran menggiurkan pemasang iklan yang berkehendak menipu. Seperti yang terjadi dengan WISNO GRAHAKOM dipasang di dua situs jual beli (demi etika saya tidak sebutkan namanya) menjual Kamera dan Lensa dengan harga fantastis.

Berpuluh Orang pun (untungnya) selama beberapa hari melakukan konfirmasi ke WISNO, walau nomor telepon yang ada di iklan tawaran tersebut bukanlah Nomor telepon WISNO, tetapi karena mereka ini sudah tahu Nomor telepon WISNO maka mau mengkonfirmasi ulang Iklan tersebut.

Permasalahannya ada calon konsumen yang tidak mengenal WISNO dan tergiur serta tergesa mengambil keputusan bertransaksi tanpa konfirmasi. Merekalah akhirnya berujung kepada kerugian akibat ”Penjual fiktif” tersebut.

Padahal, pada setiap situs jual beli tersebut sudah dibekali dengan tips untuk menghindari penipuan. Pemilik dan pengelola situs pun sudah melakukan berbagai prosedur Verifikasi untuk mengatasi penipuan tersebut dengan memberikan tanda khusus verifikasi seperti ”Verified” atau simbol-simbol tertentu.

Namun persoalannya adalah, banyaknya pembeli pemula yang tidak akan mudah paham hal tersebut sehingga mengalami kerugian.  Para pembeli pemula ini sangat berpotensi tertipu tawaran fiktif tersebut. Saran klasik adalah, Teliti sebelum membeli ….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  5 Agustus 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Berganti Haluan (2)

Musim surut bisnis IT tampaknya bukan hanya pada perusahaan perangkat komputer, bahkan pada perusahaan penghasil kamera seperti Canon harus memotong proyeksi penjualan kamera saku dan kini mengoreksi proyeksi laba setahun turun hingga 16%.

Apple, kendati penjualan iPhone dilaporkan meningkat pada Kuartal 3 (April-Juni 2013) menjadi USD 35,3 Milliar, namun hasil keuntungannya jauh lebih menyusut menjadi USD 6,9 Miliar, turun dari tahun lalu yang sebesar USD 8,8 Milliar.

Motorolla juga tak kunjung untung, ketika membukukkan kerugian USD 218 juta dan Google pun menuai turunnya laba. Microsoft pun ikut-ikutan menurun keuntungannya saat laporan keuangan akhir Juni 2013. Microsoft masih mendapakan beban investasi yang cukup besar untuk produk Surface.

Di Bidang komputer, utamanya untuk Notebook, pada negara berkembang penjualan Notebook terpangkas oleh tablet murah yang telah menjadi perangkat komputasi pertama bagi banyak orang, yang menyebabkan konsumen menunda pembelian PC. Kondisi ini juga yang menyebabkan runtuhnya pasar notebook mini.

Namun berbeda dengan pertumbuhan penjualan PC di dunia yang cenderung menurun, penjualan PC di Indonesia selama dua kuartal berturut-turut justru mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 3.7% disebabkan pertumbuhan penjualan PC dari aktivitas penjualan kota-kota di luar Jawa yaitu Kalimantan dan Sumatera.

Penjualan PC Notebook di Indonesia walau mengalami penyusutan sebesar 4%, tetapi sebenarnya permintaan mini notebook di Indonesia tetap tinggi. Namun sayang tidak diimbangi dengan persediaan yang memadai karena pabrikan komputer di seluruh dunia mengurangi produksi mini notebooknya sebesar 59.6% pada tahun ini bila dibandingkan dengan tahun lalu.  Keadaan juga diperparah belum tersedianya form factor pengganti mini notebook tersebut.

Sementara itu, menurut para analis, belanja komputer dari perusahaan-perusahaan di Indonesia sepanjang kuartal pertama  2013 masih rendah disebabkan : persaingan politik menjelang Pemilu 2014 dan tidak stabilnya kurs tukar rupiah saat ini membuat banyak perusahaan membatasi belanja PC.

Menurut data IDC, selama Kuartal 1 Tahun 2013;  sektor publik telah melakukan belanja PC sebesar USD 4,4 juta terdiri atas : 90.088 unit Notebook kelas Komersial senilai USD 595 juta, 885.997 unit Notebook kelas consumer senilai USD 427 juta, 264.393 unit Desktop Komersial senilai USD 426 juta dan 130.351 unit Desktop consumer senilai USD 414 juta.

Penjualan ini meningkat 3.2% dari kuartal sebelumnya dan lebih baik 179.4% dibandingkan belanja di Kuartal 1 Tahun 2012.  Meskipun demikian sebenarnya belanja PC dari sektor ini merupakan penundaan belanja yang seharusnya sudah dilakukan pada Q4 2012.

Peta penjualan PC selama Kuartal 1 tahun 2013 didominasi oleh pembeli rumahan (74%), sektor pendidikan (5%), sektor pemerintahan (5%), Kantor kecil dengan pekerja 1-9 orang (3%), Usaha Kecil dengan pekerja 10-99 orang (3%), Usaha Menengah dengan pekerja 100-499 orang (3%), serta usaha yang sangat besar dengan lebih dari 1000 pekerja (3%) dan usaha Besar dengan pekerja 500-999 orang memberi kontribusi hanya 2% penjualan PC.

Tampak bahwa penjualan kelas komersial memberikan nilai penjualan yang jauh lebih baik dibandingkan kelas consumer.  Meskipun jumlahnya lebih sedikit tetapi karena umumnya harganya lebih mahal (sebab spesifikasinya lebih tinggi). Perlu dipertimbangkan berbagai vendor dan retailer untuk bersiap menjual berbagai produk kelas Komersial.

Larisnya penjualan tablet dan smartphone memang menggiurkan para penjual PC dan membuat mereka kurang percaya diri untuk berjualan PC sehingga mengalihkan penjualan mereka ke tablet PC serta smartphone yang sedang hangat. Tetapi, sampai kapan demam ini akan berlangsung ? Perlu diwaspadai berbagai usaha yang saat ini sedang ditengah pusaran peralihan ini ….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  29 Juli 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Berganti Haluan

Michael Dell pusing kepala memikirkan tawarannya kepada para pemilik saham untuk mengembalikan DELL menjadi perusahaan swasta murni (Go Private) ditolak mentah-mentah karena para pemilik saham mau tetap dibayar USD 14 per lembar sahamnya.

Padahal, Michael sudah menjelaskan, bahwa bisnis Personal Computer (PC) sudah semakin suram, kalau DELL tidak segera mengubah arah bisnisnya maka akan segera kalah oleh gelombang serbuan Smartphone dan Tablet.

Michael menginginkan keleluasaan total dalam mengubah arah bisnis DELL demi penyelamatan perusahaan yang didirikannya di Austin, Texas pada tahun 1984. Tetapi para pemilik saham pada 18 Juli 2013 kemarin tetap ngotot menolak tawaran Michael sebesar USD 24,4 Milyar untuk privatisasi DELL tersebut.

Disini tampaknya para praktisi IT  baru merasa hebatnya para analis IBM saat tidak merasa sayang  melepaskan unit bisnis Personal Computer kepada Lenovo tahun 2005 yang lalu. IBM benar-benar menjalankan bisnis yang berorientasi keuntungan, ketika sebuah unit usaha tidak menguntungkan dan menunjukkan gejala penurunan terus menerus, maka mereka bersedia menjualnya tanpa segan walau pun itu merupakan tonggak awal bisnis mereka dan juga titik awal apa yang disebut “IBM Compatible”.

Walau pun pendapatan IBM dalam laporan keuangan kuartal II tahun 2013 ini menurun 3% (USD 24,9 Milyar) karena persaingan ketat dengan Oracle dan Accenture, tetapi fenomena kenaikan pendapatan di bidang software sebesar 5% dan Cloud yang naik pesat 70% digerus oleh penurunan penjualan Hardware sebesar 11% dan jasa service turun sebesar 4%. Namun IBM tetap memprediksi optimis diakhir 2013 akan tetap bertumbuh dan mengandalkan Jasa Cloud dan service.

Ini sejalan dengan naiknya SAS (software and services) yang dilaporkan oleh IDC (17 Juli 2013) mendominasi pasar penjualan IT. Dilaporkan oleh IDC dengan judul : ‘Worldwide business analytics software 2013-2017 forecast and 2012 vendor shares’ ;   SAS secara bertahap terus mendominasi pasar dengan 36.2%.

Penjualan PC di dunia dilaporkan merosot 10,9% pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan jumlah pengiriman PC turun menjadi 76 juta unit, demikian dilaporkan Mikako Kitagawa, analis dari Gartner, Kamis (11/7/2013).

Dilaporkan pula;  Pada negara berkembang, tablet murah telah menjadi perangkat komputasi pertama bagi banyak orang, yang menyebabkan konsumen menunda pembelian PC. Kondisi ini juga yang menyebabkan runtuhnya pasar notebook mini. Survei Gartner menunjukkan Lenovo memiliki 16,7% pasar global dengan mengirimkan 12,67 juta unit, sementara HP menguasai 16,3% pasar  dengan 12,4 juta unit.

Kedua perusahaan mengalami penurunan penjualan, Lenovo 0,6%, sedangkan HP 4,8%. Dell diposisi ketiga penjualan 8,9 juta unit dan pangsa pasar 11,8%. Urutan keempat adalah Acer yang mengalami penurunan 35%, dan posisi kelima Asus yang menurun 20,5% setelah kedua perusahaan yang berbasis di Taiwan itu memutuskan untuk keluar pasar notebook mini.

Pasar PC terus mengalami tekanan sejalan dengan pergeseran minat ke tablet, dan sedikit tertolong dari sistem operasi baru Windows 8 yang diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun lalu. Masih menurut Gartner, Apple tidak termasuk di antara lima vendor global teratas, tetapi masuk nomor tiga di pasar AS dengan penurunan penjualan 4,3% pada kuartal terakhir.

Jadi, resahnya Michael Dell yang berusaha mengubah arah bisnis DELL sejalan dengan perkembangan pasar tiga tahun terakhir, praktis merupakan keresahan semua produsen PC dan IT pada umumnya.

Berbagai perusahaan tersebut dipaksa untuk segera mengubah arah bisnis, termasuk mulai menyediakan perangkat Smartphone seperti Asus, Lenovo dan Acer.  Perusahaan komputer dalam negeri seperti Axioo dan Zyrex pun kini harus ikut semua langkah berbagai perusahaan dunia tersebut. Mereka harus berubah arah, berganti haluan atau mati dilindas era perubahan saat ini ….***

Catatan: Huruf merah tidak ada di KR.

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  22 Juli 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Primitif ?

Menyedihkan membaca pengumuman BSA ketika Zaid Adnan, Kepala Perwakilan BSA di Indonesia, mengumumkan BSA The Software Alliance menawarkan imbalan menarik bagi para pelapor adanya pembajakan software.

Dikatakan Zain Adnan, pembajakan software adalah sebuah masalah serius yang tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ini juga merugikan industri perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru, atau diinvestasikan kembali dalam bentuk riset dan pengembangan.

Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan upaya penegakan hukum menggunakan software berlisensi, termasuk bekerja sama dengan aparat kepolisian melakukan razia software bajakan di berbagai lokasi.

“Banyak pelaku bisnis yang kurang memahami pentingnya menggunakan software berlisensi, sehingga menempatkan bisnis mereka dalam risiko hukum dan mempertaruhkan kualitas produknya,” ujarnya dalam keterangan kepada detikINET, Kamis (9/5/2013).

Nah ini problemnya, selain menggandeng aparat kepolisian, BSA juga ingin melibatkan masyarakat agar melek software berlisensi. Untuk itu, BSA mengiming-imingi masyarakat yang melaporkan pengguna software tidak berlisensi dengan imbalan Rp 100.000.000,- diberikan bagi pemberi informasi tentang perusahaan pengguna perangkat bajakan atau tidak berlisensi yang dimiliki anggota BSA dalam kurun waktu tertentu.

Saya menjadi heran, setelah sekian tahun berjalan, BSA masih saja memakai cara yang sama dengan bertahun-tahun yang lalu. Padahal, sudah jelas karena keengganan para pengguna piranti lunak berurusan dengan persoalan hukum, banyak yang telah mengganti dengan piranti Open Source dari yang sederhana hingga yang paling populer saat ini seperti Android.

Padahal, masih banyak cara yang selama ini memang belum ditempuh para anggota BSA; seperti Biaya Pemutihan dengan harga khusus; dimana ini juga sebagai cara mendeteksi siapa saja pengguna perangkat lunak, dan disana peran semusim akan memanen versi Upgrade bertahun kemudian.

Ada lagi cara dengan memberikan bimbingan edukasi, layanan purna jual yang selama ini memang tidak pernah diberikan secara aktual oleh para produsen, apalagi para pembeli perangkat yang masuk kategori OEM. Intinya semua tambahan agar masyarakat pengguna merasakan tidak mahal perangkat lunak yang dibeli dari para prinsipal tadi karena diberikan semua fasilitas tersebut.

Belum lagi kalau melihat persoalan lain dengan adanya memberikan ”kekuasaan” kepada siapa saja untuk melaporkan ke BSA, akan terbuka peluang segala bentuk ancaman kepada siapa saja. Bahkan saya khawatirkan mereka-mereka yang bekerja menjadi ”Pemalak kerah putih” kepada perusahaan-perusahaan yang kurang paham berbagai aturan Software Licensing yang ”njlimet” (jw=ruwet membingungkan) tersebut.

Apa yang dikatakan Zain Adnan, bahwa pembajakan software adalah sebuah masalah serius yang menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara; menjadi pertanyaan adalah negara yang mana ? Juga dikatakan; merugikan industri perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru, seberapa besar jika dibandingkan dengan penggunaan Open Source yang de Facto  sama-sama tidak memiliki dukungan purna jual yang memadai ?

Gerakan Open Source justru muncul dari perangkat Gadget yang saat ini menguasai lebih dari 50% perangkat tersebut di seluruh dunia. Tablet dan Smartphone secara perlahan menduduki peringkat satu pertumbuhan produk IT dan penggunaan OS Android produk Google itu telah mengurangi pangsa pasar PC secara signifikan. Ke depan, era MID (Mobile Internet Device) ini akan semakin menjadi Trendsetter dan Kelompok BSA hanya akan menjadi pengais segmen pasar yang tipis jika tetap pada cara yang sama didalam mengembangkan pangsa pasarnya tersebut….***

Catatan: Huruf merah tidak ada di KR.

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  15 Juli 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Sumber :

http://inet.detik.com/read/2013/05/09/140104/2241890/398/laporkan-software-bajakan-dapat-imbalan-rp-100-juta

http://en.wikipedia.org/wiki/Software_license

http://www.webopedia.com/TERM/S/software_licensing.html

Mirrorless berakhir ?

Ketika CANON meluncurkan produk kamera terbaru EOS 100D dan EOS 700D pada 21 Maret 2012 di New York, masyarakat penggemar dan Proffesional Fotografi terperangah dengan ukuran fisik kamera dengan DSLR EOS 100D tersebut (KR, Pojok Digital, 25  Maret 2013).

Ukuran yang Compact dan tetap mengusung system APSC serta semua spesifikasi seperti kamera SLR pada umumnya, EOS 100D memang seolah menjawab semua  keinginan para pengguna EOS M (Mirrorless), karena saat ini yang terlihat adalah masih banyaknya pengguna EOS M masih menghendaki Converter Lensa guna memakai berbagai jenis Lensa dari kamera SLR yang umumnya sudah banyak dimiliki.

Orang lalu berspekulasi, bahwa era MLC (Mirrorless Camera) akan berakhir secepat Advanced Photo System (APS) dahulu berakhir. APS sendiri berumur sangat pendek, dikenalkan tahun 1996, APS tidak pernah mengalami masa keemasan. Tahun 2004 Eastman KODAK sebagai salah satu pemrakarsa akhirnya menghentikan secara total dukungan untuk APS sejalan dengan berkembangnya  DSLR.

Pangsa pasar  Kamera Mirrorless sendiri menurut www.mirrorlessrumors.com pada 2012  sudah mencapai 40% berbanding 60% untuk DSLR di Negara Jepang. Tetapi diberbagai belahan dunia lainnya masih tertinggal jauh dengan kamera DSLR konvensional.

Namun demikian, ketertinggalan itu disikapi berbeda di setiap perusahaan; Lihatlah SONY dan Panasonic yang terus mengejar dengan mengadakan acara besar peluncuran kamera terbarunya di London pada 27 Juni 2013.  SONY mengusung seri RX1R (tanpa AA filter) dan RX100MII (hots show, tilting screen, wifi dan sensor 20MP Exmor).  Sementara Panasonic mengumumkan produk barunya berupa Lensa “Pancake” 20mm f/1.7 II MFT.

Dua hari sebelumnya,  President FUJIFILM Corporation, Shigehiro Nakajima mengabarkan, hadirnya Fujifilm X-M1 yang dibanderol seharga USD 700, dan akan mulai didistribusikan untuk umum pada 29 Juli 2013 yad. Sekaligus mengumumkan hadirnya FUJIFILM X-Pro1 dan X-E1 compact system (FUJIFILM X-Pro1 Ver.2.05, FUJIFILM X-E1 Ver.1.06) – (http://www.mirrorlessrumors.com/ dan http://www.fujifilm.com/support/digital_cameras/software/)

Melihat begitu kuatnya  perkembangan kamera Mirrorless, muncul pertanyaan, Manakah yang akan menang dalam persaingan merebut hati para pengguna kamera ? Mirrorless Camera (MLC)  atau DSLR ? Asal anda tahu,  MLC bukanlah kamera khusus atau kamera yang sama dengan DSLR, MLC adalah DSLR yang dibuang cermin (mirror)-nya sehingga disebut ”tanpa cermin” alias Mirrorless saja.

Di era fotografi film, cermin itu wajib ada, sebab itulah komunikasi antara obyek dengan mata fotografer. Di dunia fotografi digital, cermin itu bisa tidak diperlukan lagi karena sensor kamera (pengganti film) bisa langsung mengirimkan visualisasi gambar kepada fotografer baik ke layar LCD maupun ke Viewfinder elektronik.

Sistem MLC akhirnya meleburkan dua sistem sekaligus, yaitu DSLR dan Range Finder Camera (RFC). Leica seri M, yang termasuk RFC, setelah memasuki sistem digital, akhirnya menjadi sama dengan MLC yang lain.

Melihat perkembangan MLC, tampaknya era MLC tidak akan lenyap secepat APS dahulu. Lihat saja berbagai merek ternama telah memiliki MLC, termasuk CANON yang akhir tahun 2012 akhirnya turut meluncurkan MLC melalui seri EOS M.

Jadi, walau pun EOS 100D/Rebel SL1, yang di klaim sebagai Kamera DSLR terkecil dan teringan di dunia diprediksi akan mengurangi pangsa pasar Kamera Mirrorless,  juga walaupun perkembangan yang tak begitu menggembirakan dari penjualan kamera Mirrorless semua merek, kamera jenis Mirrorless diprediksi akan mampu bertahan cukup lama, minimal tidak akan sesingkat Era APS dahulu ….*** 

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  1 Juli 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

iOS 7

Dalam WWDC (Worldwide Developers Conference) 10-14 Juni 2013 yll. Di San Fransisco, USA, Apple secara resmi mengumumkan hadirnya  iOS 7. WWDC 2013 juga membuat rekor dengan habisnya tiket hanya dalam hitungan 2 menit saja, lebih cepat dari tahun lalu yang memakan waktu 2 jam.

Perubahan radikal dari iOS 7, sistem operasi yang digunakan di iPad dan iPhone menjadi tidak ribet lagi dan Interface berlapis-lapis. Ini buah karya dari Jonathan Ive, Pimpinan riset dan pengembangan Software dan Hardware dari Apple. iOS 7 tampak menjadi lebih berwarna-warni dibandingkan versi sebelumnya serta kemampuan Multitasking seperti pada Web OS. Multitasking di iOS 7 tampak menyerupai dengan WebOS dengan tampilan yang lebih besar di setiap aplikasinya.

Di iOS 7 proses pengaturan ponsel tampak lebih cepat dengan hanya menarik panel, dimana semua sudah diatur didalam Pusat Pengaturan seperti: pengaturan Airplane Mode, Bluetooth, Wi-Fi, Senter, Kunci Rotasi, Pengaturan musik, Pengaturan Terang Gelap tampilan Layar  dll. Tersatukan di AirPlay.

Safari Apple mobile browser sekarang memiliki fitur Full Screen seperti laiknya gerakan dan gambaran kartu-tab membalik yang sangat mirip dengan antarmuka di Google Chrome untuk iOS dan Android. Bar pencarian terpisah menjadi hilang dan pengguna iOS sekarang dapat melakukan pencarian langsung dari alamat. Safari iOS 7 juga mendukung Apple iCloud.

AirDrop adalah fitur baru di iOS 7 yang memungkinkan pengguna iOS dapatsaling berbagi dengan sesama pemakai iOS secara Perr to Peer melalui Wi-Fi atau hanya menerima File dari kontak saja. Semua diatur lewat pusat pengaturan dan mampu membatasi siapa saja yang berhak untuk berbagi. Fitur ini seolah menjawab dari kemampuan Samsung berbagai lewat NFC selama ini Hanya sayangnya fitur ini baru bisa berjalan di  iPhone 5 dan generasi kelima iPod touch, generasi keempat iPad, serta iPad mini (belum tersedia semua fasilitas untuk iPhone versi sebelumnya)

Sementara pada Aplikasi Foto (Photoapp), Fitur Cropping yang mirip dengan Instagram dan pengaturan otomatis yang disebut ”Moment” sudah tersedia di IOS 7. Kamera diperbaharui dengan perbaikan User Interface, photo framing, dan filter baru. Foto-foto bisa dipisahkan dan diurutkan berdasarkan waktu dan tempat serta mendukung berbagi Foto dan Video melalui iCloud juga.

Pada iOS 7 nampak Siri menjadi lebih pintar dan kini dilengkapi fitur suara Laki-Laki atau Wanita dalam bahasa Inggirs, Perancis atau Jerman, pun pula berbagai bahasa telah ditambahkan di Siri versi baru ini.

iOS in-car juga telah ditanamkan didalam iOS 7 memungkinkan iOS didalam beberapa mobil mulai tahun 2014 yad. Pengguna dapat mengatur sistem, menelpon memutar musik atau petunjuk jalan (lewat GPS)   lewat suara berkat penggunaan Siri.

Belasan fitur masih ada di iOS 7 kali ini, dimana Apple seolah menjawab semua tantangan dari Android yang dipelopori Samsung sebagai saingan utama Apple. Persaingan semakin ketat, pilihan semakin beragam,Android, iOS atau Windows 8 yang meskipun tertaih berusaha mengejar ketertingalan dengan melakukan akuisisi terhadap NOKIA ……***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  24 Juni 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Sumber : 
https://developer.apple.com/wwdc/news/
http://www.apple.com/apple-events/june-2013/
https://developer.apple.com/wwdc/
http://www.theverge.com/2013/6/10/4407630/apple-announces-ios-7

COMPUTEX 2013

Lama tidak berkunjung ke COMPUTEX, sebuah B2B Trade Show yang berlangsung rutin sejak tahun 1981 untuk produk IT dan semua turunannya dan diselenggarakan oleh Taiwan External Trade Development Council and Taipei Computer Association,  membuat saya sedikit lamban beradaptasi terutama di Lokasi Nangang Exhibition Hall yang baru beberapa tahun terakhir digunakan serta Taipei International Convention Center (TICC) dan Gedung lama : Taiwan World Trade Centre. Berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu, di COMPUTEX 2013  yang berlangsung pada 4 – 8 Juni 2013 kali ini tampak sepi pengunjung pameran yang diikuti ratusan produsen produk IT dari seluruh Taiwan dan Daratan RRC ini.

Pada COMPUTEX 2013 ini muncul arena khusus, dimana hampir seluas 25% arena Lantai 1 Hall 1 Taiwan World Trade Centre  Exhibition diisi oleh Zona Bisnis Cloud. Para pelaku bisnis IT di Taiwan sendiri tampaknya semakin siap menerima seluruh produk dengan semua aplikasi Cloud. Baik itu peralatan penunjang memori penyimpanan, Kamera, PC (Notebook dan Tablet), Gadget, Peripheral dll. Semua siap terkoneksi dengan Internet dan Cloud Computing.

Tentang turunnya jumlah pengunjung di COMPUTEX, seorang teman yang setiap tahun berkunjung kesana mengatakan,  sebenarnya tidak turun terlalu drastis, tetapi karena sekarang lokasi terbagi dua tempat, maka nampak menjadi lebih sedikit pengunjungnya karena terbagi di Tiga titik terpisah, antara Taiwan World Trade Centre Exhibition Hall 1 & 3, Taipei International Convention Center (TICC) serta Nangang exhibition Hall.

Menyadari kelemahan itu, Panitia bekerja sama dengan pemerintah Taiwan nampaknya tidak mau menjadi isu negatif yang kontra produktif, sehingga mereka menyediakan sarana transportasi yang Gratis lewat Bis pulang pergi antara dua lokasi, dan juga untuk beberapa titik hotel yang menjadi partner selama pameran berlangsung.

Bahkan, Panitia diberikan fasilitas oleh Pemerintah berupa Kartu identitas Pengunjung COMPUTEX yang dilengkapi RFID  bisa digunakan untuk naik MRT secara Gratis selama dua hari ke tujuan manapun di Taipei.

Panitia dan Pemerintah Taiwan juga bekerja sama dengan berbagai Hotel memberikan subsidi harga Hotel, dan bahkan untuk Rombongan APKOMINDO DPD DIY diberikan 50 kamar Hotel Gratis selama 2 malam. Tak terhitung dengan rombongan dari kota-kota lain di Indonesia serta dunia.

Tetapi, karena ini memang even B2B (Business to Business), maka keharusan adanya Business Profile, Referensi Asosiasi, dan Pre-Registrasi kepada setiap pengunjung diharuskan. Untuk itu tidak setiap orang bisa dengan mudah memperoleh berbagai fasilitas tersebut

Kembali ke situasi terkini, dimana sepinya pengunjung COMPUTEX menurut seorang rekan lain bukan hanya di Taipei saja, bisa dilihat dari batalnya diselenggarakan COMDEX Di Amerika pada 2004 yang lalu hingga kini. Di Tahun ini COMDEX direncanakan akan tampil kembali tetapi dalam bentuk Virtual dengan asumsi akan meraih pengunjung lebih banyak.

Kondisi turunnya pengunjung berbagai even Tradeshow ini menurut rekan tersebut bagaikan Anoreksia (Penyakit penolakan makan untuk mempertahankan berat badan), dimana kapasitas dunia mulai terbatas disebabkan krisis ekonomi dunia saat ini.

Saat tulisan ini disusun, COMPUTEX memang belum selesai berlangsung, namun dari tiga hari yang telah berlangsung, tampak bahwa pameran ini telah kehilangan pamornya sebagai even pameran terbesar di Asia.  Barangkali orang mulai segan ke Taipei yang biaya hidupnya nomor 3 tertinggi di Asia setelah Jepang dan Korea. Orang tampaknya mulai cenderung mengujungi China yang dikenal berbiaya hidup dan produk lebih murah.

Yogya yang saat ini telah menjadi salah satu barometer Pameran IT di Indonesia, tampaknya perlu bersiap diri melangkah lebih lanjut, karena Jakarta yang selalu macet, biaya mahal, sementara Surabaya masih tertatih karena lokasi pameran tidak mampu menarik minat vendor dan  pengunjung membuat DIY salah satu alternatif lokasi pameran. Semoga Pemerintah DIY mendukung even pameran IT di DIY sebagai bagian dari promo MICE di DIY…….***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  10 Juni 2013, Halaman 16  Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Sumber : 

Lokasi :
Taipei International Convention Center (TICC)
Taiwan World Trade Centre  Nangang Exhibition Hall
Taiwan World Trade Centre Exhibition Hall 1 & 3
http://booth.e-taitra.com.tw/tts/boothviewer.aspx?showno=2013cp&pillar=1&language=en-us
https://download.taipeitradeshows.com.tw/files/showMenu/CP/SM012775.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Computex_Taipei
http://www.computextaipei.com.tw/en_US/show/info.html?id=805B269A6E1AF8CFD0636733C6861689
http://www.computextaipei.com.tw/

Hacker ATM (2)

Dua bank asal Timur Tengah yang menjadi korban pencurian oleh Kelompok Hacker sebesar total 45 Juta Dollar melalui ATM di 27 Negara (KR, Pojok Digital 27 Mei 2013 Hal.16), yaitu Rakbank di Uni Emirat Arab dan Bank of Muscat di Oman enggan memberi komentar soal peristiwa ini. Sedangkan MasterCard mengatakan akan bekerjasama dalam investigasi ini dan menekankan sistemnya tidak terlibat bekerjasama dalam aksi ini.

Pada akhir Februari lalu, Bank Muscat menyatakan akan membayar kerugian OMR 15 juta (US$ 39 juta), karena bobolnya 12 kartu debit. Biaya tersebut lebih dari setengah laba Bank Muscat sebesar OMR 25 juta perkuartal pertama 2013 lalu. Para ahli cyber crime memperkirakan, jaringan ini mempekerjakan ratusan orang, beberapa antaranya peretas yang ahli di sistem finansial Mereka mencari titik lemah untuk memasuki jaringan luas. Grup ini memilih bank di Timur Tengalt yang tidak mencampuri urusan keluar-masuk uang  nasabah terlalu ketat.

Lynch (Jaksa penuntut umum AS Distrik Timur New York, Loretta Lynch) mengatakan, porsi jaringan di New York hanya sekitar 20%. Mereka mencairkan uang jarahan sebagai uang kas dan sebagian disimpan di berbagai Rekening bank. Sebaglan lagi dibelanjakan barang mewah seperti Jam Rolex dan SUV Mercedes Benz.

Bagaimana dengan Indonesia ? Kasus terakhir di Indonesia yang menghebohkan seperti dilaporkan TEMPO 19 Maret 2013 adalah pencurian Sejumlah data nasabah kartu kredit maupun debit dari berbagai bank saat bertransaksi di gerai The Body Shop Indonesia. Data curian tersebut digunakan untuk membuat kartu duplikat yang ditransaksikan di Meksiko dan Amerika Serikat.

Modusnya adalah, saat transaksi, kartu nasabah dilakukan swipe ulang setelah transaksi dengan chip di mesin EDC. Pada swipe kedua, data yang terekam dari kartu kredit adalah nomor kartu, expiry date, dan Card Verification Value (CVV) berupa 3 angka di bagian belakang kartu kredit adalah untuk kepentingan rekonsiliasi data transaksi melalui EDC dengan pencatatan di sistem cash register. Pada proses swipe inilah pencurian data nasabah terjadi.

Data yang dicuri berasal dari berbagai bank, di antaranya Bank Mandiri dan Bank BCA. Menurut Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, pihaknya menemukan puluhan nasabah kartu kredit dan debit yang datanya dicuri. Adapun transaksi yang dilakukan dengan data curian ini ditaksir hingga ratusan juta rupiah dengan lokasi tidak hanya di Amerika Serikat dan Meksiko, melainkan juga di Filipina, Turki, Malaysia, Thailand, dan India.

Kartu tiruan itu hanya bisa digunakan di negara-negara yang menggunakan sistem magnetic stripe. Di Indonesia, ada dua sistem yang digunakan pada kartu kredit, yaitu chip dimana data sudah terenkripsi dan magnetic stripe. Penggunaan chip pada kartu kredit bertujuan untuk mengantisipasi tindak kejahatan kartu kredit. Kartu kredit dengan magnetic stripe sudah dilarang digunakan di Indonesia,  sedangkan pada kartu debit, penggunaan magnetic stripe ini baru dilarang mulai 1 Januari 2016.

Muncul kemudian rasa khawatir akan adanya resiko bobolnya rekening dan tagihan Kartu Kredit milik nasabah lain.  Mereka khawatir suatu ketika akan menjadi giliran korban kawanan Hacker ini.

Untuk itu, saran dari para pakar adalah : Selektif dalam menggunakan Kartu Kredit dalam bertransaksi, Memilih Bank penerbit Kartu Kredit yang terpercaya, berhati-hati dalam mengawasi penggunaan Kartu saat transaksi, mencocokkan setiap tagihan kartu yang datang, Menjaga rahasia  CCV dan tidak menjawab sembarang telepon/email yang mengatakan survei dari Bank penerbit Kartu atau tawaran kredit serta produk menggiurkan ……***

Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat,  3 Juni 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL

Sumber :  

http://www.cvvnumber.com/

http://www.memobee.com/akhirnya-terungkap-pembobolan-bank-dengan-modus-canggih-9050-eij.html

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/19/087467917/Data-Kartu-Kredit-Ini-Dicuri-untuk-Belanja-di-AS

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/087469205/Visa-Investigasi-Pencurian-Data-Kartu-Kredit