Michael Dell pusing kepala memikirkan tawarannya kepada para pemilik saham untuk mengembalikan DELL menjadi perusahaan swasta murni (Go Private) ditolak mentah-mentah karena para pemilik saham mau tetap dibayar USD 14 per lembar sahamnya.
Padahal, Michael sudah menjelaskan, bahwa bisnis Personal Computer (PC) sudah semakin suram, kalau DELL tidak segera mengubah arah bisnisnya maka akan segera kalah oleh gelombang serbuan Smartphone dan Tablet.
Michael menginginkan keleluasaan total dalam mengubah arah bisnis DELL demi penyelamatan perusahaan yang didirikannya di Austin, Texas pada tahun 1984. Tetapi para pemilik saham pada 18 Juli 2013 kemarin tetap ngotot menolak tawaran Michael sebesar USD 24,4 Milyar untuk privatisasi DELL tersebut.
Disini tampaknya para praktisi IT baru merasa hebatnya para analis IBM saat tidak merasa sayang melepaskan unit bisnis Personal Computer kepada Lenovo tahun 2005 yang lalu. IBM benar-benar menjalankan bisnis yang berorientasi keuntungan, ketika sebuah unit usaha tidak menguntungkan dan menunjukkan gejala penurunan terus menerus, maka mereka bersedia menjualnya tanpa segan walau pun itu merupakan tonggak awal bisnis mereka dan juga titik awal apa yang disebut “IBM Compatible”.
Walau pun pendapatan IBM dalam laporan keuangan kuartal II tahun 2013 ini menurun 3% (USD 24,9 Milyar) karena persaingan ketat dengan Oracle dan Accenture, tetapi fenomena kenaikan pendapatan di bidang software sebesar 5% dan Cloud yang naik pesat 70% digerus oleh penurunan penjualan Hardware sebesar 11% dan jasa service turun sebesar 4%. Namun IBM tetap memprediksi optimis diakhir 2013 akan tetap bertumbuh dan mengandalkan Jasa Cloud dan service.
Ini sejalan dengan naiknya SAS (software and services) yang dilaporkan oleh IDC (17 Juli 2013) mendominasi pasar penjualan IT. Dilaporkan oleh IDC dengan judul : ‘Worldwide business analytics software 2013-2017 forecast and 2012 vendor shares’ ; SAS secara bertahap terus mendominasi pasar dengan 36.2%.
Penjualan PC di dunia dilaporkan merosot 10,9% pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan jumlah pengiriman PC turun menjadi 76 juta unit, demikian dilaporkan Mikako Kitagawa, analis dari Gartner, Kamis (11/7/2013).
Dilaporkan pula; Pada negara berkembang, tablet murah telah menjadi perangkat komputasi pertama bagi banyak orang, yang menyebabkan konsumen menunda pembelian PC. Kondisi ini juga yang menyebabkan runtuhnya pasar notebook mini. Survei Gartner menunjukkan Lenovo memiliki 16,7% pasar global dengan mengirimkan 12,67 juta unit, sementara HP menguasai 16,3% pasar dengan 12,4 juta unit.
Kedua perusahaan mengalami penurunan penjualan, Lenovo 0,6%, sedangkan HP 4,8%. Dell diposisi ketiga penjualan 8,9 juta unit dan pangsa pasar 11,8%. Urutan keempat adalah Acer yang mengalami penurunan 35%, dan posisi kelima Asus yang menurun 20,5% setelah kedua perusahaan yang berbasis di Taiwan itu memutuskan untuk keluar pasar notebook mini.
Pasar PC terus mengalami tekanan sejalan dengan pergeseran minat ke tablet, dan sedikit tertolong dari sistem operasi baru Windows 8 yang diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun lalu. Masih menurut Gartner, Apple tidak termasuk di antara lima vendor global teratas, tetapi masuk nomor tiga di pasar AS dengan penurunan penjualan 4,3% pada kuartal terakhir.
Jadi, resahnya Michael Dell yang berusaha mengubah arah bisnis DELL sejalan dengan perkembangan pasar tiga tahun terakhir, praktis merupakan keresahan semua produsen PC dan IT pada umumnya.
Berbagai perusahaan tersebut dipaksa untuk segera mengubah arah bisnis, termasuk mulai menyediakan perangkat Smartphone seperti Asus, Lenovo dan Acer. Perusahaan komputer dalam negeri seperti Axioo dan Zyrex pun kini harus ikut semua langkah berbagai perusahaan dunia tersebut. Mereka harus berubah arah, berganti haluan atau mati dilindas era perubahan saat ini ….***
Catatan: Huruf merah tidak ada di KR.
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 22 Juli 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Tinggalkan komentar