Benchmark adalah teknik pengetesan dengan menggunakan suatu nilai standar. Suatu program atau pekerjaan yang melakukan perbandingan kemampuan dari berbagai kerja dari beberapa peralatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pada produk yang baru. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan produk-produk perangkat lunak maupun perangkat keras dengan percobaan yang sama (Wikipedia).
Salah satu pelaku Benchmark yang terkemuka adalah AnandTech, sebuah majalan On Line tentang Perangkat keras Komputer yang dikenalkan pertama tahun 1997 oleh Anand Lal Shimpi yang bekerja sebagai Editor kepala sekaligus CEO saat baru berusia 14 tahun (Lahir 26 Juli 1982). Situs (Website) AnandTech telah menjadi sumber resensi berbagai perangkat keras bagian dari sebuah Komputer dan perangkat mobile lainnya selama lima belas tahun terakhir.
Tahun ini, saat Samsung mengenalkan Galaxy Note 3, salah satu kontributor AnandTech menemukan sejak Juli 2013 yang lalu, bahwa Samsung telah melakukan satu trik mengakali proses pemeriksaan yang menggunakan beberapa parameter tersebut, dugaan ”kecurangan” yang sama terhadap produk sebelumnya dari Samsung.
Walau pun pihak Samsung sudah membantah, bahwa mereka melakukan ”kecurangan” saat dilakukan Benchmarking Test terhadap produk-produknya, yang terakhir adalah dengan Samsung Galaxy Note 3, tetap saja masyarakat menjadi ragu terhadap berbagai perangkat lunak sebagai parameter pembanding yang sudah beredar luas itu
Kontroversi yang terjadi seperti saat Samsung menggunakan sebuah trik khusus agar Galaxy S4 mencetak skor yang jauh lebih unggul ketika dites lewat berbagai aplikasi benchmark populer, Samsung rupanya tak jera untuk mengulangi trik tersebut dalam merilis Galaxy Note 3. Persoalannya, AnandTech mengungkapkan temuannya bahwa Samsung bukan satu-satunya perusahaan yang menggunakan trik tersebut karena mayoritas vendor besar Android juga melakukannya hal tersebut di berbagai produk unggulan mereka.
Samsung jelas membantah soal temuan ini, karena Galaxy Note 3 adalah pertaruhan Samsung di akhir tahun 2013 ini, maka Samsung menyangkalnya demi menjaga reputasi mereka pada para pelanggan setianya. “Galaxy Note 3 mampu memaksimalkan tingkat frekuensi CPU/GPU di dalamnya ketika menjalankan fitur-fitur yang memang mutlak membutuhkan dorongan performa ekstra,” kata perwakilan Samsung pada CNET. “Hal ini bukanlah sebuah usaha untuk memanipulasi hasil atau melebih-lebihkan sebuah skor benchmark lewat aplikasi tertentu. Kami terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggan kami.”
Dengan pernyataan tersebut, yang menggunakan pilihan kata sangat berhati-hati dan bisa diterjemahkan dengan berbagai arti. Terserah konsumen untuk lebih percaya pernyataan siapa, Samsung atau Anand Tech.
Terbukanya mata para pengamat dan pengguna berbagai perangkat lunak pembanding untuk menjadi resensi bebagai pihak ini menyadarkan semua pihak, bahwa berbagai perangkat lunak itu memiliki ”lubang hitam” yang merupakan kelemahan berbagai perangkat tersebut. Hanya soal waktu setiap perangkat lunak pembanding untuk bisa ”diakali” oleh siapapun.
Kenyataan ini memang perlu disayangkan dan perlu dipertanyakan, walau pun mungkin itu terlalu dini untuk menghakimi Samsung atau pun perangkat lainnya. Maka, pertimbangan pembelian sebuah alat haruslah bukan lagi didasarkan semata atas performa dengan dasar sebuah resensi atau perangkat pebbanding, melainkan harus benar-benar sebagai sebuah kebutuhan, dan kenyataan di lapangan oleh pengguna membandingkan sendiri dalam suatu pekerjaan yang dilakukan, apalagi yang berulang dijalankan…… ***
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 7 Oktober 2013, Halaman 13 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Catatan: Huruf Merah tidak terdapat di versi KR
Tinggalkan komentar