Musim surut bisnis IT tampaknya bukan hanya pada perusahaan perangkat komputer, bahkan pada perusahaan penghasil kamera seperti Canon harus memotong proyeksi penjualan kamera saku dan kini mengoreksi proyeksi laba setahun turun hingga 16%.
Apple, kendati penjualan iPhone dilaporkan meningkat pada Kuartal 3 (April-Juni 2013) menjadi USD 35,3 Milliar, namun hasil keuntungannya jauh lebih menyusut menjadi USD 6,9 Miliar, turun dari tahun lalu yang sebesar USD 8,8 Milliar.
Motorolla juga tak kunjung untung, ketika membukukkan kerugian USD 218 juta dan Google pun menuai turunnya laba. Microsoft pun ikut-ikutan menurun keuntungannya saat laporan keuangan akhir Juni 2013. Microsoft masih mendapakan beban investasi yang cukup besar untuk produk Surface.
Di Bidang komputer, utamanya untuk Notebook, pada negara berkembang penjualan Notebook terpangkas oleh tablet murah yang telah menjadi perangkat komputasi pertama bagi banyak orang, yang menyebabkan konsumen menunda pembelian PC. Kondisi ini juga yang menyebabkan runtuhnya pasar notebook mini.
Namun berbeda dengan pertumbuhan penjualan PC di dunia yang cenderung menurun, penjualan PC di Indonesia selama dua kuartal berturut-turut justru mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 3.7% disebabkan pertumbuhan penjualan PC dari aktivitas penjualan kota-kota di luar Jawa yaitu Kalimantan dan Sumatera.
Penjualan PC Notebook di Indonesia walau mengalami penyusutan sebesar 4%, tetapi sebenarnya permintaan mini notebook di Indonesia tetap tinggi. Namun sayang tidak diimbangi dengan persediaan yang memadai karena pabrikan komputer di seluruh dunia mengurangi produksi mini notebooknya sebesar 59.6% pada tahun ini bila dibandingkan dengan tahun lalu. Keadaan juga diperparah belum tersedianya form factor pengganti mini notebook tersebut.
Sementara itu, menurut para analis, belanja komputer dari perusahaan-perusahaan di Indonesia sepanjang kuartal pertama 2013 masih rendah disebabkan : persaingan politik menjelang Pemilu 2014 dan tidak stabilnya kurs tukar rupiah saat ini membuat banyak perusahaan membatasi belanja PC.
Menurut data IDC, selama Kuartal 1 Tahun 2013; sektor publik telah melakukan belanja PC sebesar USD 4,4 juta terdiri atas : 90.088 unit Notebook kelas Komersial senilai USD 595 juta, 885.997 unit Notebook kelas consumer senilai USD 427 juta, 264.393 unit Desktop Komersial senilai USD 426 juta dan 130.351 unit Desktop consumer senilai USD 414 juta.
Penjualan ini meningkat 3.2% dari kuartal sebelumnya dan lebih baik 179.4% dibandingkan belanja di Kuartal 1 Tahun 2012. Meskipun demikian sebenarnya belanja PC dari sektor ini merupakan penundaan belanja yang seharusnya sudah dilakukan pada Q4 2012.
Peta penjualan PC selama Kuartal 1 tahun 2013 didominasi oleh pembeli rumahan (74%), sektor pendidikan (5%), sektor pemerintahan (5%), Kantor kecil dengan pekerja 1-9 orang (3%), Usaha Kecil dengan pekerja 10-99 orang (3%), Usaha Menengah dengan pekerja 100-499 orang (3%), serta usaha yang sangat besar dengan lebih dari 1000 pekerja (3%) dan usaha Besar dengan pekerja 500-999 orang memberi kontribusi hanya 2% penjualan PC.
Tampak bahwa penjualan kelas komersial memberikan nilai penjualan yang jauh lebih baik dibandingkan kelas consumer. Meskipun jumlahnya lebih sedikit tetapi karena umumnya harganya lebih mahal (sebab spesifikasinya lebih tinggi). Perlu dipertimbangkan berbagai vendor dan retailer untuk bersiap menjual berbagai produk kelas Komersial.
Larisnya penjualan tablet dan smartphone memang menggiurkan para penjual PC dan membuat mereka kurang percaya diri untuk berjualan PC sehingga mengalihkan penjualan mereka ke tablet PC serta smartphone yang sedang hangat. Tetapi, sampai kapan demam ini akan berlangsung ? Perlu diwaspadai berbagai usaha yang saat ini sedang ditengah pusaran peralihan ini ….***
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 29 Juli 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Tinggalkan komentar