Barangkali tahun depan kita akan bertemu produk Blackberry (BB) dari RRC, bukannya produk tiruan atau Aspal, tetapi karena saat ini dikabarkan dua calon investor baru BB adalah Huawei Technologies Co. dan Lenovo Group Ltd. Langkah ini nampaknya diambil RIM (Research in Motion) setelah semua langkahnya gagal berujung kesuksesan.
Januari 2013 RIM telah mengganti nama perusahaan menjadi Blackberry, juga setelah meluncurkan BB Z10 serta BB Q10 seri terbaru yang diharapkan mengulang sukses awal BB, ternyata jauh dari harapan dan gagal memenuhi kehendak pasar.
Penjualan 1 juta unit Z10 hingga Maret 2013 tidak menolong perusahaan asal Kanada tersebut, hingga kuartal kedua 2013 ini BB merugi sampai US$84 juta dan memangkas 5000 pegawainya. Terbaca dari data IDC, pangsa BB di USA saja terjuni bebas dari tahun 2009 Smartphone ini memiliki pangsa pasar 50% harus menerima kenyataan tinggal 3% saja saat ini.
Harga Z10 sendiri telah dibabat habis para penjualnya, lihat saja http://www.wirefly.com/ yang diawal tahun 2013 dipaket seharga US $ 199.99, kini menjual paket dengan Verizon hanya seharga US$19.99 saja sementara Samsung S4 masih ditawarkan paket di US $ 249.99.
Blackberry sendiri memiliki tiga opsi mengatasi kesulitan ini; Mencari Mitra, Patungan atau dijual total kepada Investor baru. Para ahli dan berbagai Paten serta jaringan bisnis yang dimiliki Blackberry menjadi daya tarik perusahaan tersebut.
Menurut The Wall Street Journal (WSJ), Lenovo tampaknya lebih berpeluang karena pengalaman mengakuisisi IBM di tahun 2005 yang lalu. Analis memperkirakan, kondisi penurunan bisnis PC dan semakin ketatnya persaingan di bisnis Gadget merupakan salah satu pendorong terkuat Lenovo untuk mengakuisisi Black Berry.
Sementara masih menurut WSJ, Huawei belum pernah melakukan akuisisi besar selama 25 tahun berdiri. Mengintegrasikan BlackBerry dan para insinyurnya di Kanada diperkirakan akan sangat berisiko. Adanya klaim bahwa Huawei mengancam keamanan nasional dengan menjadi penyalur spionase kian memperkecil peluang terjadinya akuisisi.
Menurut Bloomberg, seperti dikutip oleh Vibiznews, dalam acara World Economic Forum, CFO Lenovo Wong Wai Ming menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk membuat vendor asal RRC itu agar lebih ‘berbicara’ di bisnis mobile. “Kami menimang-nimang segala peluang, termasuk pengakuisisian RIM dan lainnya,” kata Wai Ming.
Namun menurut para pengamat, langkah strategis ini masih belum memiliki kepastian selain rumor yang beredar. Namun jika terjad, menarik jika pada akhirnya Lenovo dan RIM — yang memiliki Core bisnis yang berbeda sama sekali (PC dan Ponsel), bisa bersatu.
Bagaimana nasib akhir Black Berry ? Nampaknya butuh waktu untuk seluruh proses akuisisi atau pun jual belinya. Tetapi dari sisi pandangan para pemain bisnis IT, sekali lagi menunjukkan Manis dan kejamnya bisnis IT. Sebuah produk IT bagaikan Meteor, Cepat melesat, terang sesaat, dan kemudian tenggelam saat teknologi tak lagi memenuhi kehendak pasar. Kompetisi yang Liberal turut mengangkat dan memperkaya produsen, namun sekaligus menghancurkan sebuah produk populer dan produsennya sekaligus dalam waktu yang relatif singkat ….***
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 26 Agustus 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Tinggalkan komentar