Microsoft tampaknya tidak puas hanya mendapatkan NOKIA, setelah 3 September 2013 lalu Steve Ballmer, CEO Microsoft yang akan mengundurkan diri setahun lagi, mengumumkan bahwa NOKIA untuk menjual unit bisnis peralatan komunikasi nya seharga US $7.2 Milliar (€ 5,44 Milliar) . Tapi dari Bloomberg tersiar kabar bahwa Microsoft tetap ingin juga mengakuisisi BlackBerry. Secara khusus, Bloomberg mengatakan bahwa BlackBerry masih bisa menarik minat dari Microsoft.
Pergabungan apapun antara kedua perusahaan akan hampir pasti berarti kematian BlackBerry sebagai sebuah merek. Namun niat Microsoft ini nampaknya masih perlu bersaing dengan perusahaan asal negri Tirai Bambu, Lenovo, yang sebelumnya telah dikabarkan sedang bernegosiasi dengan BlackBerry.
Langkah Microsoft ini seolah mengekor langkah serupa dari Google Inc. yang telah mengakuisisi Morotola Mobility Holding Inc. pada 22 Mei 2012 yang lalu dengan biaya lebih mahal, USD 12,5 Milliar.
Langkah Microsoft ini walau terlambat dibandingkan Google tampaknya diperlukan untuk menyelamatkan Microsoft karena telah gagal mendulang sukses saat meluncurkan tablet surface sampai Microsoft harus menghapus bukukan US $ 900 juta. Respon yang kurang bagus terhadap Windows 8 juga turut membuat kemunduran Microsoft.
Setelah resmi diakuisisi oleh Microsoft saham Nokia diberitakan melejit 34% (€3,97) di bursa saham, sementara para investor Microsoft justru mengalami sebaliknya. Saham Microsoft justru turun 4,6 persen menjadi US $ 31.88, alias kehilangan nilai pasar sekitar US $13 milliar.
“Bagi masyarakat Finlandia, NOKIA adalah Perusahaan kebanggaan orang Finlandia. Akuisisi ini membuat mereka terpukul karena NOKIA merupakan perusahaan kebanggaan Finlandia”, demikian diutarakan Chief Financial Officer NOKIA, Timo Ihamuotila saat wawancara dengan TV Bloomberg.
NOKIA juga merupakan salah satu pembayar pajak terbesar di negara tersebut. Nokia pembeli lisensi software Microsoft Windows Phone terbesar dengan membayar Microsoft USD 10 untuk setiap unit Nokia Windows Phone yang terjual.
Pada akuisisi ini, untuk Microsoft yang mengambil kendali penuh Nokia, mungkin tidak cukup membuat kemajuan berarti di bisnis sektor ponsel. Menurut IDC, Windows Phone memiliki pangsa pasar smartphone hanya 3,7 persen di kuartal kedua 2013, dibandingkan dengan 79 % untuk Google Android.
Steve Ballmer dalam presentasi 30 halaman, mengungkapkan bahwa Microsoft belum memiliki pengalaman serta portofolio Handset kelas satu yang diperlukan untuk menjadi pemain utama di smartphone. Nokia memiliki banyak paten yang dipercaya sangat berharga dan akan mempercepat inovasi Windows Phone di tangan Microsoft. “Integrasi yang lebih dekat antara Nokia dan Microsoft akan meningkatkan pengalaman pengguna dan membantu membuat user base yang besar” demikian ungkap Ballmer.
Transaksi Microsoft-Nokia menjadi berita utama musim panas untuk para bankir telekomunikasi, teknologi dan media. Selain transaksi Vodafone-Verizon dengan campur tangan Goldman dan JPMorgan yang juga mengemuka, transaksi ini praktis memberikan pertanyaan besar bagi masyarakat pemerhati bisnis IT, “Apakah Microsoft berhasil dalam langkah bisnis yang meniru sukses Apple dengan produksi iPhonenya ? Apakah langkah Microsoft ini diikuti Lenovo atau perusahaan IT lain dalam mengambil alih berbagai perusahaan di era Konvergensi yang semakin beragam ini ?”.
Padahal, pada 4 September, SAMSUNG kini telah merambah konvergensi yang lain, Smartwatch bernama “Galaxy Gear” yang mampu menerima pesan singkat, fungsi foto dan menerima pangilan telepon. Waktu yang sama, Qualcomm juga meluncurkan Toq di San Diego dengan fungsi jam pintar yang mampu menerima telepon, pesan singkat dan memutar musik untuk bersaing dengan SONY yang menjadi pioner produsen Jam pintar tersebut. Konvergensi akan semakin “bergaya” diwaktu mendatang ala Dick Tracy ……..***
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 9 September 2013, Halaman 15 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Note: Huruf merah tidak terdapat di versi KR
Tinggalkan komentar