Bloomberg Businessweek membuat laporan kecil tenang adanya sebuah “aliran” (platform) baru di dunia Internet, namanya Zocko, http://www.zocko.com/. Platform ini kerap disebut sebagai Social Influencer. Zocko datang dari Barcelona dan menanamkan investasinya di Jakarta, ZOCKO hadir memfasilitasi para social influencer.
“Kami memulai pengembangan tahap pertama di Spanyol bersama dengan Creative HotHouse. Dan kami pindah ke sini empat bulan lalu. ZOCKO adalah platform online semi media sosial dan e-commerce. Kami memfasilitasi para social influencer untuk mengubah pengaruh mereka menjadi uang,” ujar Founder dan Chief Executive Officer ZOCKO Carlos Puig dalam peluncuran situs ini di kawasan SCBD, Jakarta, pada Selasa (1/10) 2013.
Zocko dibuat oleh dua orang dari Barcelona, Spanyol. Dua orang tersebut adalah Carlos dan Dani, seorang programmer. Pembuatan e-commerce tool ini didorong oleh semakin banyaknya jumlah social media influencers. Maklum, perkembangan gadget telah sedemikian pesat sehingga membuat masyarakat Indonesia dan dunia semakin sulit hidup tanpa berselancar didunia maya. Dampaknya, informasi apapun bisa dibagikan kepada sesama dalam waktu yang singkat.
Kedua orang itu menciptakan Zocko, sebuah online tool yang memberikan kesempatan bagi social media influencers mempromosikan produk-produk yang dijual e-commerce kepada teman-temannya melalui jaringan sosial, email, atau platform blog yang dipunyai. Intinya, seorang influencer yang tergabung dalam ZOCKO bisa share berbagai produk ke dalam media sosial yang diarunginya setiap saat, jika barang itu terbeli maka si influencer bisa menghasilkan uang.
Seperti apa sistemnya ? Mereka yang ingin bergabung dan melihat seperti apa ZOCKO, tinggal mendatangi ZOCKO.com. Tidak semua orang bisa menjadi bagian dari ZOCKO karena mereka yang benar-benar seorang yang punya pengaruh saja yang akan diterima oleh administrator.
Setelah itu tinggal pilih barang yang disukai, share link tersebut di media sosial seperti Facebook, Twitter, bahkan Path, dan setiap barang yang terjual karena share tersebut, sang influencer akan mendapat bagian. Berapa nominal yang terbagi akan tertera dalam akun si influencer. Bila disimpulkan secara sistematis, influencer tinggal log in, pilih produk, share di media sosial, dan mulailah pengumpulan uang bagi sang Influencer.
Berbagai barang dari berbagai brand tersebut tidak datang dan bekerjasama dengan ZOCKO secara langsung, melainkan link menuju situs e-commerce yang memang menyediakan barang dimaksud. Jadi ketika seseorang membeli barang hasil rekomendasi si influencer, seyogyanya ia membeli dari sebuah situs e-commerce yang telah bekerjasama dengan ZOCKO. Dari situlah sebuah transaksi dapat terlihat, baik jumlah dan nominalnya oleh sang promotor Influencer tersebut.
Alasan dipilihnya Jakarta sebagai negara pertama sebelum nantinya akan meluncurkan secara global menurut Puig karena ajakan investor Indonesia Gobel Group yang dikomandoi Rama Datau. Selain Gobel, masih ada 5 investor lain yang mendukung ZOCKO dengan total investasi sebesar 175 ribu euro. Puig melanjutkan, “Kami melihat lingkungan sosial media di Indonesia sangat berkembang. Setiap orang sepertinya membagi sesuatu di jejaring sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Path. Ini satu-satunya tempat di mana Path bekerja dengan baik”.
”Kami juga mendeteksi bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya banyak membagikan informasi di jejaring sosial, yang pada dasarnya itu adalah esensi kami : membuat orang-orang yang tergolong social media influencers mau melakukan share produk lewat jejaring sosial mereka dan menghasilkan uang dari cara itu”.
Anda seorang social influencer? Memiliki banyak teman di Facebook serta follower di Twitter? Silahkan mencoba Platform baru ini, siapa tahu anda jadi jutawan dalam waktu singkat karena bergabung dalam ZOCKO yang mirip dengan Multi Level Marketing ini. Selalu ada celah didalam dunia IT, hanya siapa yang mampu melihatnya yang akan memperoleh manfaatnya .….***
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat, 4 November 2013, Halaman 16 Kolom DIGITAL – Rubrik DIGITAL
Catatan: Huruf merah Tidak terdapat di SKH KR
Yang jelas selain di negeri kita banyak Social Influencer, bangsa kita memang gemar berbelanja, jadi Indonesia sebuah pasar yang empuk bagi produk produk luar.